Posts Tagged Shim Changmin

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 7 of 13/PG-15/Straight)

Chapter 7

 

~Soo Jin’s POV~
Dari pagi-pagi sekali tim ‘Wed Life’ sudah bersiap-siap di rumahku. Mereka hendak mengambil scene, dari kami berdua baru bangun pagi. Kami berdua bersiap-siap untuk adegan bangun tidur. Aku dan Changmin segera menuju kamar.

“Changmin-ssi, Soo Jin-ssi! Kalian sudah siap?”Tanya sutradara.

“Ne, kami siap!”kataku bersamaan dengan Changmin.

“Ok, ready, rolling, action!”

“Huuuuahhh.”aku menguap, lalu bangun dari tidur.

Aku melihat Changmin yang masih tertidur. Aku memandang wajah Changmin sambil tersenyum.

*Ternyata dia lucu juga. Ah, aku nggak boleh berpikiran seperti itu!*

Read the rest of this entry »

,

2 Comments

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 6 of 13/PG-15/Straight)

I’m back with the new chapter..ya meskipun sedikit sedih, tidak ada yang comment di chap kemaren TT.TT but it’s okay^^I hope u like this chapter

Chapter 6

“Ayo taruh itu di sana!”kata sutradara ‘Wed Life’.

Ya, hari ini syuting reality show pertamaku akan dimulai. Aku sedikit merasa gugup. Aku takut tidak akan mendapat chemistry yang pas dengan Changmin. Jika aku sedang gugup, berbeda dengan Changmin. Aku melihat Changmin sangat senang. Dia terlihat sangat bersemangat. Kenapa orang ini senang sekali? Seperti nggak pernah membintangi acara relity show aja deh.

“Okay, scene pertama nanti itu, ceritanya kalian berdua ingin makan lalu kalian masak berdua!”kata staff ‘Wed Life’.

“Arasseo.”kata Changmin.

“Kalian bertindak alami saja, bagaimana mesranya kalian berdua seperti biasa.”kata staff itu lagi.

“Okay.”kata Changmin.

~Soo Jin’s POV~

“Oppa, kita harus terlihat mesra?”tanyaku pada Changmin.

“Aku rasa begitu, tapi kalau kamu tidak bisa jangan dipaksakan. Apa kamu keberatan?”Tanya Changmin.

“Oh..tidak.”jawabmu cepat.

“Okay, action..” kata sutradara.

“Jagiya, aku lapar.”kata Changmin bersikap agak manja.

“Ooh, umm..kita masak yuk!”kataku ragu-ragu.

“Cut..cut..”kata sutradara. ”Soo Jin-ssi mana ekspresinya? Harusnya kamu bersikap mesra pada Changmin.” Kata sutradara dengan muka kesal.

“Maaf..aku akan lebih baik lagi.”jawabku pelan.

“Ayo kita mulai lagi! Rolling..action” kata sutradara.

“Jagiya aku lapar.”kata Changmin.

“Ooh, umm, okay, kita masak saja yuk!”jawabku terbata-bata.

“Cut..cut, Soo Jin-ssi kenapa begitu lagi? Kamu bisa serius tidak? Masih banyak adegan yang harus kita ambil hari ini!”kata sutradara sedikit membentak.

Aku yang tidak tahu harus berbuat apa-apa hanya bisa terdiam, mataku mulai berkaca-kaca, lalu aku pergi ke belakang dengan sedikit berlari.

“Sutradara, kau tidak harus memarahinya begitu, ini kan reality show pertamanya!”kata Changmin kesal kepada sutradara, lalu ia pergi mengejarku.

Di belakang aku terduduk dan menangis, aku berpikir ini semua akan sia-sia, aku tidak bisa berakting di depan kamera. Aku takut rahasiakuakan segera diketahui orang.

“Soo Jin-ah!”panggil Changmin lembut sambil mengusap rambutku.

“Changmin-ssi, maafkan aku, aku memang tidak bisa berakting mesra denganmu. Maafkan aku!”kataku sambil berurai air mata.

“Kwaenchanayo Soo Jin-ah! Aku yakin kamu pasti bisa kok!”kata Changmin menyemangatimu. “Apa kita perlu membatalkan acara ini?” Tanya Changmin lagi.

“Jangan! Aku akan mencoba lebih baik lagi.”kataku cepat.

“Apa kamu serius?”Tanya Changmin khawatir.

“Ne, oppa. Aku akan mencoba lagi.”kataku sambil menghapus air mataku.

“Okay, kamu sudah siap kembali ke dalam?”Tanya Changmin.

Aku menganggukkan kepala, lalu kami berdua berjalan menuju tempat syuting.

“Maafkan aku sutradara, berikan aku kesempatan lagi.”kataku pada sutradara.

“Tidak apa-apa, maafkan aku juga, tadi aku terlalu keras padamu. Ayo kita mulai lagi! Rolling..action”kata sutradara.

“Jagiya, aku lapar!”kata Changmin manja.

“Kau lapar? Ya udah, kita masak berdua yuk.”kataku sambil memeluk leher Changmin dari belakang dengan mesranya.

“Okay.”kata Changmin sambil memegang tanganku.

Di dapur kalian berdua masak dengan begitu mesranya.

“Yah oppa, jangan memotong seperti itu nanti tanganmu…”belum selesai aku bicara jari Changmin tergores pisau.

“Auw.”teriak Changmin.

“Oppa..”aku menghampirinya dengan cemas dan langsung memasukkan jarinya yang luka itu ke mulutku.

Changmin hanya memandangiku saja. Ia tersenyum kecil melihatku bertingkah seperti itu. Ia terlihat bahagia sekali. Tapi aku tidak memperhatikannya dan segera mengobati luka di jarinya.

“Nah, sudah selesai.”kataku selesai memakaikan perban di jarinya. “Makanya oppa lain kali hati-hati. Kamu tidak mau kan jarimu teriris lagi. Nanti bisa-bisa kamu infeksi, kan bahaya. Pokoknya oppa harus hati-hati.”cerocosku tanpa jeda.

Changmin hanya menatapku yang terus mengoceh, ia tertawa kecil melihatku seperti itu.

“Oppa!!”teriakku manja.

“Ne,sayangku, aku akan lebih berhati-hati.”katanya sambil mengusap rambutku dengan halus. Ia masih tertawa-tawa.

Akhirnya syutingnya pun selesai. Aku merasa lelah sekali. Sekarang tinggal aku dan Changmin berduaan lagi.

“Soo Jin-ah!”panggil Changmin.

“Umm, apa?”jawabku.

“ Aku hanya ingin berterima kasih padamu atas hari ini.”kata Changmin.

“Apa sih oppa? Itu semua kan berkat oppa juga.”jawabku.

“Apa? Oppa?”Tanya Changmin tidak percaya.

“Eh, maksudku Changmin-ssi.”jawabku cepat.

“Oh.”kata Changmin tidak bersemangat.

“Wae Changmin-ssi?”tanyaku penasaran setelah melihat perubahan wajah Changmin.

“Tidak ada apa-apa.”kata Changmin.”Kau tidak tidur?Apa kamu tidak lelah?”Tanya Changmin lagi.

“Sebentar lagi aku akan tidur, aku mau mandi dulu.”kataku lalu pergi ke kamar.

Changmin hanya memandangiku saja, ia hanya terdiam. Setelah aku tidak terlihat lagi, baru ia pergi ke kamarnya.

Changmin’s POV

*Aku cukup senang hari ini, akhirnya Soo Jin-ah bisa bersikap mesra padaku. Seperti waktu dulu*

Tanpa sadar air mata mengalir di mataku..

“Soo Jin-ah, cepatlah kembali!”

“Bogoshippeosseo! Jeongmal bogoshippeosseo!!” air mata semakin deras mengalir di pipiku.

TBC

,

4 Comments

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 5 of 13/PG-15/Straight)

mian,chap ini pendek lagi hehehe…abis kalo mau dipanjangin gak seru hahaha *bow 90 degrees* hope u still like it^^

Chapter 5

 

~Soo Jin’s POV~

Hari ini Yunho, Jaejoong, Yoochun, Junsu datang ke rumahku. Akupun segera memasak makanan yang sedikit lebih istimewa daripada hari biasanya. Aku pun merasa senang, sekaligus tegang karena yang akan datang  adalah Dong Bang Shin Ki, grup yang selama ini aku gilai. Tapi aku juga bingung, apa yang akan aku lakukan saat bertemu mereka. Aku tidak mungkin histeris melihat mereka, karena aku juga sempat menjadi manajer mereka.

Mereka berempat pun tiba juga di rumah.

“Hai, hyung!” sapa Changmin kepada mereka berempat.

“Hai, Changminie.”jawab mereka berempat.

“Yah,hyung jangan panggil aku seperti itu, panggil aku Changmin-ah saja. Malu tahu.” Kata Changmin sedikit kesal.

“Arasseo Changmin-ah!” jawab Yunho. Mereka semua pun tertawa bersama.

“Annyeong Haseo.”sapaku pada mereka.

“Annyeong haseo.”jawab mereka.

“’Soo Jin-ah, maaf ya kami merepotkan.”kata Yunho.

“Oh, tidak sama sekali Yunho-ssi!”katamu cepat.

*Apanya yang merepotkan, kapan lagi bisa bertemu DBSK secara langsung. Mereka ada di depanku? Aku masih tidak percaya. Tapi sayang aku adalah NYONYA CHANGMIN. Aku tidak bisa mendekati mereka secara berlebihan. Sial*

“Panggil saja kami oppa! Dulu kamu memanggil kami oppa.”kata Yoochun.

“Dulu?”kataku.

“Umm, maksud kami biasanya!”kata Junsu cepat.

“O, arasseo..Oppa.”kataku sedikit ragu.

Lalu aku pergi ke arah dapur sambil menarik Changmin.

“Apa mereka tahu masalah kita?”tanyaku segera pada Changmin.

“Ya..mereka tahu, tapi mereka tidak mau terlihat seperti mengetahuinya, mereka berharap kamu bisa ingat lagi.”jawab Changmin.

“Jadi tidak apa-apa aku memanggil mereka Oppa?”tanyaku.

“Ya, tidak apa-apa.”kata Changmin,tapi terlihat mukanya sedikit tidak rela.

“Ok… Oppa.”kataku membalas.

“Apa? Kau memanggilku apa?”Tanya Changmin cepat.

“Oppa! Aku akan memanggilmu Oppa kalau ada tamu yang datang ke rumah kita.”jawabku.

“Baiklah, terima kasih ya.”kata Changmin dengan muka gembira.

*Tidak apa-apa meskipun hanya jika hanya jika ada orang yang datang. Ini merupakan suatu kemajuan, Soo Jin-ah mulai terbuka padaku*pikir Changmin.

Setelah beberapa jam DBSK berada di rumah, mereka akan segera melanjutkan aktivitas kembali. Kita terlihat sudah mulai akrab. Mereka berempat akan segera pergi.

“Soo Jin-ah, Changminie, kita pergi dulu ya!”kata Jaejoong.

“Ya! Hyung..”kata Changmin protes.

“Arasseo..arasseo CHANGMIN-ah.”kata Jaejoong lagi.

“Ha..ha.. Soo Jin-ah kami pergi dulu ya, maaf ya merepotkan, kami ini memang selalu berisik kalau sudah berkumpul.”kata Junsu.

“Ne oppa, aku tahu ha..ha..”balasku.

Akhirnya mereka berempat pergi meninggalkanku berdua lagi dengan Changmin.

“Changmmin-ssi, habis ini kamu ada acara?”tanyaku.

“Tidak ada, kenapa?”jawabnya.

“Hanya ingin tanya saja.”kataku.

“Oh iya, Soo Jin-ah terima kasih ya buat hari ini.”kata Changmin sambil duduk di sofa.

“Terima kasih untuk apa? Aku kan memang istrimu, hanya saja kita sedang menghadapi sesuatu yang membingungkan. Aku tahu kapan saat harus berlaku sebagai Nyonya Shim.”balasku sambil duduk di sampingnya.

“Oh ya, kita mulai syuting ‘Wed Life’ mulai minggu depan.”kata Changmin.

“Minggu depan? Apa aku perlu menyiapkan sesuatu dulu?” tanyaku.

“Tidak, kamu hanya perlu mempersiapkan dirimu saja, segala sesuatunya akan diurus oleh crew ‘Wed Life’. Jawab Changmin.

“Okay.”jawabku.

,

Leave a comment

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 4 of 13/PG-15/Straight)

Chapter 4

~Soo Jin’s POV~

Hari ini aku akan pergi ke rumah sakit. Aku akan menemui Dokter Choi untuk memeriksakan keadaanku. Aku sedang menunggu Changmin pulang syuting.

“Yeopposeo, Changmin-ssi, kamu sudah dimana?”tanyaku dalam telepon.

“O Soo Jin-ah, sebentar lagi aku sampai! Changkamannyo!”jawab Changmin.

“Arasseo Changmin-ssi.”kataku lalu menutup telepon.

Read the rest of this entry »

,

6 Comments

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 3 of 13/PG-15/Straight)

CHAPTER 3

~Changmin’s POV~

“Yah…Changmin-ah!” terdengar suara Yunho memanggilku.

“O, hyung!”balasku.

“Changmin-ah, wae keurae? Kamu sepertinya sedang banyak pikiran?”Tanya Yunho.

“Aniyo hyung. Kwaencanha!”balasku lagi.

“Yah..Changmin-ah, Yunho-ah ayo cepat.” Panggil Jaejoong.

“Arasseo!” kataku dan Yunho.

Read the rest of this entry »

,

4 Comments

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 2 of 13/PG-15/Straight)

CHAPTER 2

Jam 8 pagi akhirnya aku terbangun. “Huuuuuah, segar.” Kataku sambil menguap masih dalam keadaan setengah sadar. Setelah beberapa saat, baru aku sadar kalau aku tidak berada di kamarku. Aku masih dalam keadaan rebahan di tempat tidur, aku melihat langit-langit kamar itu, dan itu  bukan kamarku.

*Dimana ini…*

Lalu aku juga baru tersadar ada tangan yang memelukku. Aku kaget bukan main. Aku lompat dari tempat tidur, sambil berteriak. Karena teriakanku, pemilik tangan tersebut terbangun.  Aku menatap orang itu, dan aku terkejut bukan main, karena orang yang memelukku tadi adalah seorang laki-laki. Aku lebih terkejut lagi karena laki-laki itu adalah Changmin.

Read the rest of this entry »

,

1 Comment

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 1 of 13/PG-15/Straight)

CHAPTER 1

~Soo Jin’s POV~

“ Dia lagi…. Dia lagi… ngerusak pemandangan tahu gak!!!” kataku mengomel.

“Kenapa sih kamu, lagi baca tabloid marah-marah.” Kata mama.

“Ini nih, si Changmin itu-tu jadi covernya lagi! Bosen tahu gak, mending Yunho aja. Biar gak sepet mata ngelihatnya!!”

“Kamu nih, gitu aja dipermasalahin. Lagian Changmin itu lucu kok!”kata mama lagi.

“Ih..mama nih, kok malah ngedukung si Changmin sih!” kataku kesal sambil membanting tabloid tadi.

Read the rest of this entry »

,

6 Comments

[FANFIC] Baboya!!! Saranghae… Chap 2 (Rate G)

akhirnya mood juga nge post nih FF hehehehehe^^sekarang aku post yang chapter 2, semoga para readers tetap setia membaca dan komen hehehe kalo ada masukan saya terima lapang dada, so tetep komen.. oia, kalo yang gak suka kalo ke tag, saya minta maaf *bow 90 degrees* Okay, kita langsung aja, let’s read

Happy reading^^

Title: Baboya!!! Saranghae…

Cast:

~DBSK

~Kim Soo Jin

Part: 2 of ?

Rate: G

Chapter 2

~Soo Jin’s POV~

Pagi ini aku bangun seperti biasa dan bersiap untuk sekolah. Sekarang aku merasa semangat untuk ke sekolah, karena aku memiliki sahabat baru yang sangat peduli padaku.

“Eomma aku berangkat dulu.”teriakku dari pintu.

“Kamu sudah habiskan makananmu?”tanya Eomma. “Sudah eomma. Aku berangkat ya.” “Hati-hati di jalan.”kata eomma lagi.

“Ne.” Aku pun keluar rumah dan membuka gerbang rumah.

“Hai Soo Jin-ah.”kata seseorang di depan gerbang.

Read the rest of this entry »

, , , , ,

1 Comment

[FANFIC] Baboya!!! Saranghae… Chap 1 (Rate G)

Annyeong chingu^^

 

Sekarang aku mau nge post ff  😉

thanks ya buat chingudeul yang udah comment, saya senang sekali eu… kyang.. kyang..

tapi khusus buat PARK YOO RA dan KIM CHAN AH, tolong jangan banyak permintaan,jangan mengacaukan pikiran author ya wakakakakakak

 

Langsung aja deh chingu, seperti biasa…abis baca kalo suka di like , suka nggak suka comment hehehehehe^^v

 

Happy reading^^

Title: Baboya!!! Saranghae…

Cast:

~DBSK

~Kim Soo Jin

 

Part: 1 of ?

Rate: G

Chapter 1

~Soo Jin’s POV~

Huuuuuufft.. capek, pikirku. Akhirnya hari terakhir MOS selesai sudah. Mulai minggu depan, semua kembali menjadi normal. Ya, aku adalah siswa baru SMA Paran. Aku baru lulus dan meneruskan sekolah ke sekolah ini. Ya, kata orang-orang sekolah ini bagus.

“Eomma, aku pulang!”teriakku dari depan pintu.

“Bagaimana hari ini?”Tanya eomma dari dapur.

“Seperti biasa, tidak ada yang menarik!”kataku cuek.

“Ya sudah, cepat ganti baju, lalu makan!”kata eomma lagi.

“Ne.”kataku sambil menuju kamar.

“Haah..selesai juga! Mulai senin besok aku akan bertemu teman baru!”kataku sambil merebahkan tubuhku ke tempat tidur.

“Ah, sial! Teman SMP-ku tidak ada yang masuk sekolahku lagi!”kataku lalu meletakkan tasku diatas meja.

“Aku paling malas berkenalan dengan orang baru, bicara dengan orang asing lagi, deh!”kataku sambil menuju kamar mandi.

“Soo Jin-ah, ayo makan!”teriak eomma dari lantai bawah.

“Ne, eomma!”kataku.

-hari pertama sekolah-

“Kim Soo Jin..Kim Soo Jin..Kim Soo Jin..”gumamku sambil mencari namaku.

“Gotcha, ini dia kelasku. Aku masuk kelas X – D!”kataku, lalu masuk ke kelas. *Aku duduk dimana ya*sambil mencari tempat duduk.

“Itu dia..ada meja kosong!”kataku sambil menuju meja itu.

“Aduh, siapa ya yang belum datang? Aku harap perempuan! Biar dia duduk di sampingku!”

“Permisi..apa kursi ini sudah ditempati?”Tanya seorang siswa tiba-tiba.

“Oh, be..belum.”kataku terbata sambil memandang seorang siswa laki-laki di depanku. “Silahkan duduk disini.”

*tampan juga cowok ini*

Read the rest of this entry »

, , , ,

Leave a comment

Stay With Me Tonight Chap 3

Yorobun Annyeong^^v

Aku hari ini mau nge post lanjutan yang kemarin…

abis kayaknya pada kagak mau lama-lama heheheehehe

Yang suka mohon di like, suka tidak suka harus comment oke *author nyuruh2*

Langsung aja deh, kita baca

 

Happy reading^^

 

Title: Stay with Me Tonight

Cast:

  • Kim Soo Jin
  • Jung Yunho
  • Shim Changmin

Other Cast:

  • Kim Chan Ah
  • Park Yoochun
  • Kim Junsu

Rate: PG 15

 

Chapter 3

 

~Yunho’s POV~

-4 tahun kemudian-

“Ini pak, laporannya.”kata sekretarisku.

“Terima kasih Soo Jin-ah.”kataku.

“Ne?”katanya.

“Maaf, maksud saya Sang Jin-ssi.”kataku cepat.

“Baiklah pak, jika tidak ada yang diperlukan, saya keluar dulu.”kata Sang Jin lalu keluar dari ruanganku.

Mengapa aku masih belum bisa melupakan Soo Jin? Rasanya aku merindukan melihat sosoknya di dekatku. Entah mengapa aku masih merasa ada yang mengganjal di hatiku. Aku pun memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar keluar.

“Yah Hyun Jae-ah, kau masih ingat dengan Kim Soo Jin?”kata seorang karyawan bernama Yoomi.

“Kim Soo Jin, mantan sekretaris bos?”Tanya Hyun Jae.

“Iya, saat kemarin aku jalan-jalan, aku tidak sengaja melihat dia.”kata Yoomi.

Mendengar kata-kata itu, aku langsung mendekat ke arah mereka.

“Melihatnya? Yang benar?”Tanya Hyun Jae.

“Ya, aku melihat dia. Tapi yang mengejutkan, aku melihat ia bersama dengan seorang anak kecil, mungkin umurnya sekitar 3 tahunan.”kata Yoomi.

“Omo, apa jangan-jangan itu anaknya, apa ia mengundurkan diri karena hamil?”Tanya Hyun Jae.

“Tidak menyangka ya. Kira-kira itu anak siapa?”kata Yoomi.

“Ehem.”aku berdehem pada mereka berdua.

“Uijangnim.”kata mereka berdua terkejut.

“Mengapa kalian membicarakan Soo Jin? Di mana kalian melihatnya?”tanyaku.

“Mianhamnida uijangnim. Saya melihatnya di daerah Myungdo.”kata Yoomi.

“Lanjutkan pekerjaan kalian.”kataku.

“Ne uijangnim.”kata mereka berdua.

Setelah itu aku langsung menuju mobilku. Dengan secepat mungkin aku pergi ke Myungdo.

*Apa jangan-jangan itu anakku? Kalau benar kenapa ia tidak bilang padaku? Soo Jin-ah, kenapa kau harus pergi?*

Aku pun akhirnya tiba di daerah Myungdo. Aku pun masuk ke dalam café.

“Capuchino float satu.”aku pun memesan minuman.

*Bodohnya aku. Dengan buru-buru tanpa berpikir aku langsung menuju Myungdo. Daerah ini kan cukup luas, mana mungkin aku bisa menemukannya dengan mudah. Soo Jin-ah,kau membuatku gila, sungguh, hanya mendengar namamu saja aku menjadi gila*

Aku pun hanya duduk termenung di café itu menatap  kearah luar. Otakku hanya dipenuhi dengan bayang-bayang Soo Jin.

“Soo Jin-ah”terucap begitu saja dari mulutku.

“Soo Jin-ah!”kudengar seorang pria memanggil nama itu.

Dengan cepat aku memandang ke arah pria tersebut memandang.

“Soo Jin-ah!”teriakku.

 

~Soo Jin’s POV~

Aku sedang berbelanja di minimarket daerah rumahku. Setelah selesai membayar, aku keluar dari minimarket lalu aku melihat Changmin.

“Soo Jin-ah!”panggilnya.

“Changmin-ah!”sapaku.

“Kau baru dari minimarket?”tanyanya.

“Ne. Waeyo?”tanyaku.

“Aniyo, aku baru mau ke minimarket. Kau tunggu sebentar ya, nanti kita pulang bersama.”kata Changmin.

“O, arasseo.”kataku.

Changmin pun masuk ke dalam minimarket, aku menunggunya diluar.

“Soo Jin-ah.”kudengar seorang pria menyebut namaku.

Aku sangat mengenali suara itu. Tapi tidak mungkin. Soo Jin-ah, menapa kamu harus tetap mengingatnya? Lupakanlah dia, dia hanya merupakan masa lalumu. Pikirkan saja Yunjin, jangan dirinya. Baboya!

“Yunjin-ah, kau sudah lapar?”tanyaku pada anak lelakiku itu.

“Kwaencanhayo eomma, aku bisa menahannya untuk menunggu Changmin ahjussi.”kata Yunjin dengan lucunya.

“Anak pintar.”kataku.

“Soo Jin-ah!”aku mendengar suara itu lagi.

Aku menutup kupingku dengan rapat.

“Eomma, kenapa kau tidak menghiraukan ahjussi itu? Ia memanggil-manggilmu daritadi.”kata Yunjin.

Mendengar kata-kata Yunjin, aku menoleh ke asal suara itu. Ternyata benar, aku melihat sosok pria yang kukenal, bahkan sangat kukenal.

“Yu…Yunho-ssi.”kataku terbata.

“Soo Jin-ah.”kata Yunho lalu mendekat ke arahku.

“Bagaimana kau tahu aku disini?”tanyaku.

“Soo Jin-ah, kenapa kau pergi?”tanyanya balik.

“Apa yang kau lakukan disini?”tanyaku lagi.

“Soo Jin-ah, jawab pertanyaanku. Kenapa kau pergi?”tanyanya lagi.

“Bukan urusanmu.”kataku ketus.

“Soo Jin-ah, jangan seperti itu.”kata Yunho.

Yunho lalu melihat ke arah Yunjin.

“Wah, siapa disini?”kata Yunho pada Yunjin dengan ceria.

“Annyeong haseo ahjussi, nae ireumeun Yunjin imnida.”kata Yunjin.

“Annyeong Yunjin-ah. Na, Yunho, Jung Yunho.”kata Yunho.

“Annyeong Yunho ahjussi.”kata Yunjin.

“Sekarang jawab pertanyaanku, apa yang kau lakukan  disini?”tanyaku lagi tanpa menatap matanya.

“Anak siapa dia? Anakmukah? Apa kau sudah menikah?”Tanya Yunho.

“Ya, dia anakku. Kau tidak perlu tanya macam-macam, bukan urusanmu.”kataku.

“Soo Jin-ah.”kata Yunho.

“Sebenarnya apa sih maumu?”teriakku.

“Soo Jin-ah, waeyo?”Tanya Changmin yang baru keluar dari minimarket.

“Aniyo Changmin-ah. Ia hanya orang tersesat yang menanyakan jalan padaku.”kataku. “Kalau sudah tidak ada perlu lagi, saya pulang dulu! Ayo Changmin-ah.”

“Oh, baiklah.”kata Changmin.

Aku dan Changmin pun berjalan meninggalkan Yunho.

“Soo Jin-ah! Soo Jin-ah!”teriaknya.

Aku tidak memperdulikannya. Aku tetap berjalan meninggalkannya. Mataku mulai berkaca-kaca.

“Soo Jin-ah, sepertinya ia ingin membicarakan sesuatu.”kata Changmin.

“Biarkan saja.”kataku.

Tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Changmin yang melihatnya merasa bingung.

“Soo Jin-ah, kau kenapa?”Tanya Changmin sesampai kami di rumahku.

“Eomma, kau kenapa? Apa aku nakal?”Tanya Yunjin sambil menarik-narik bajuku.

“Aniyo, Yunjin-ah, kau sangat pintar sekali. Maukan kamu bermain di kamar saja.”kataku.

“Ne, eomma.”kata Yunjin lalu ia naik ke atas.

“Soo Jin-ah, waeyo?”Tanya Changmin.

“Laki-laki tadi..”kataku sambil sesenggukan. “Ia adalah masa lalu kelamku.”

“Mweo? Jangan bilang ia adalah pria yang—-“kata Changmin.

“Ne Changmin-ah.”kataku.

“Kurang ajar, berani-beraninya ia menampakkan diri dihadapanmu. Kenapa tadi kau tidak bilang, aku akan menghajarnya.”kata Changmin dengan emosi.

“Tidak usah Changmin-ah, kwaencanhayo.”kataku.

“Sudahlah, sekarang lebih baik kamu istirahat saja, lupakan kejadian tadi. Eo?”kata Changmin.

“Ne Changmin-ah, gomawo.”kataku.

 

~Yunho’s POV~

*Ternyata ia masih begitu marah padaku. Tetapi anak siapa itu? Apa anakku? Atau anak lelaki tadi? Kalau benar itu anak lelaki tadi, berarti aku sudah terlambat. Ah…Sial!*

Aku pun memukul setirku.

“Soo Jin-ah, kenapa kau begitu membenciku? Apa aku benar-benar sudah terlambat untuk meminta maaf? Apa aku sudah terlambat untuk mencintaimu?”kataku.

Tanpa sadar air mataku pun mulai mengalir kembali.

“Yunho bodoh! Sudah berapa kali kau menangis karenanya. Kau memang pantas menerima hukuman ini.”teriakku di dalam mobil.

Sesampaiku di rumah aku hanya bisa termenung. Aku pun berusaha untuk tidur saja.

-1 minggu kemudian-

Sudah 1 minggu sejak kejadian itu, kenapa aku belum bisa melupakannya? Padahal jelas-jelas ia sudah bersama orang lain. Tapi mengapa masih ada rasa yang mengganjal di dalam hatiku. Aku merasa semua ini belum selesai, aku juga selalu terbayang dengan wajah anak itu. Kenapa aku merasa ingin bertemu dengan Soo Jin dan Yunjin lagi?

Aku pun memutuskan untuk ke daerah Myungdo lagi. Aku tidak berharap bertemu dengan mereka, aku tidak ingin membuat Soo Jin menangis lagi. Aku hanya ingin kesana, mungkin sekedar untuk melihat Soo Jin dari jauh. Aku mengambil kunci mobilku lalu pergi menuju Myungdo.

-Myungdo-

“Yah Yunjin-ah, kemana ayahmu? Kau pasti tidak punya ayah kan.”kudengar seorang berbicara di dekatku.

“Aku punya ayah.”teriak Yunjin.

Aku memperhatikan anak-anak itu. Itu kan Yunjin, sepertinya ia sedang di ganggu teman-temannya.

“Tapi kau tidak tahu ayahmu dimana kan?”ejek anak itu lagi.

“Aku tahu, kata eomma ia hanya sedang keluar negeri.”kata Yunjin sambil menangis.

“Anak yatim…anak yatim…anak yatim…”teriak anak-anak itu.

Kulihat Yunjin hanya menangis. Melihat itu aku langsung mendatangi mereka.

“Hey kalian, apa yang kalian lakukan? Dasar anak nakal.”kataku.

Melihatku anak-anak itu berlari ketakutan.

“Yunjin-ah, waeyo?”tanyaku.

“Yunho ahjussi. Mereka mengejekku karena aku tidak pernah bertemu ayahku. Mereka bilang aku tidak punya ayah, padahal kata eomma ayahku sedang diluar negeri.”kata Yunjin sambil tersedu-sedu.

*Mweo? Tidak pernah bertemu ayahnya? Bukankah laki-laki itu ayahnya.*

“Yunjin-ah, uljima.”kataku lalu menghapus air matanya. “Kau kan laki-laki, masa menangis?”

“Aku tidak menangis. Iya aku adalah laki-laki, kata eomma aku tidak boleh menangis. Ahjussi jangan bilang eomma ya.”kata Yunjin.

“Nah begitu baru anak pintar.”kataku sambil mengelus-elus rambut Yunjin. “Kau mau es krim?”

“Mau..mau..”katanya sambil mengangguk-angguk.

“Ayo kita pergi membelinya.”kataku lalu menggandeng tangannya.

Aku pun mencari tukang es krim di sekitar taman bermain.

“Yunjin-ah, kau mau rasa apa?”tanyaku.

“Aku mau rasa strawberry.”kata Yunjin. “Aku paling suka strawberry.”

“Wah, berarti kita sama.”kataku. “Pak, tolong es krim strawberry nya 2.”

Aku pun memberinya es krim itu. Lalu kami duduk-duduk di ayunan.

“Yunjin-ah, kau bilang kau tidak pernah bertemu ayahmu. Bukannya pria yang bersamamu dan ibumu 1 minggu yang lalu adalah ayahmu?”tanyaku.

“Maksud ahjussi, siapa? Oh… Changmin ahjussi? Dia bukan ayahku, ia hanya sahabat ibuku. Ia tinggal di dekat rumah kami.”kata Yunjin.

“Jadi dia bukan suami ibumu?”tanyaku.

“Aniyo.”kata Yunjin sambil menggelengkan kepala.

“Lalu, kau pernah diberitahu ibumu nama ayahmu?”tanyaku lagi.

“Tidak pernah. Ibu bilang itu tidak penting, suatu hari nanti ia pasti akan memberitahuku, jadi aku harus menunggu saja.”kata Yunjin.

*Bagaimana aku bisa mengetahui kebenarannya?*

“Oh ya Yunjin, nama panjangmu siapa?”Tanya Yunho.

“Nae ireumeun, JUNG YUNJIN.”kata Yunjin. “Kata ibuku, ayahku bermarga Jung.”

Seketika diriku terdiam bak patung mendengar kata-kata Yunjin. Aku yakin, dia pasti anak kandungku, aku yakin sekali. Mengapa Soo Jin tidak memberitahuku?

“Yunjin-ah, sepertinya sudah mau hujan, kalau sudah selesai kita pulang ya.”kataku.

“Ne ahjussi.”kata Yunjin.

Setelah itu pun aku mengantarkan Yunjin pulang. Kami berjalan menuju suatu rumah.

“Ahjussi, itu rumahku.”kata Yunjin sambil menunjukkan sebuah rumah.

Rumah yang sederhana menurutku, tidak terlalu besar dan mewah.

“Eomma…”teriak Yunjin.

“Yunjin-ah, kau kemana saja? Lama sekali.”terdengar suara Soo Jin.

“Eomma..aku tadi diganggu anak-anak nakal itu lagi. Untung ada ahjussi yang menolongku. Ahjussi juga membelikanku es krim.”kata Yunjin.

“Changmin ahjussi?”Tanya Soo Jin.

“Aniyo..”kata Yunjin.

“Lalu siapa?”Tanya Soo Jin.

“Yunho ahjussi..itu ahjussi ada di luar.”kata Yunjin.

*Aku yakin, sebentar lagi ia akan keluar.*

Benar dugaanku, Soo Jin keluar dengan tatapan marah.

“Apa yang kau lakukan? Mau apa kau?”teriak Soo Jin.

“Soo Jin-ah, jujur padaku. Yunjin anakku kan.”kataku.

“Apa pedulimu? Dan apa urusanmu?”katanya ketus.

“Soo Jin-ah, tolong dengarkan dulu kata-kataku.”kataku.

“Mweo? Mendengarkanmu? Untuk apa? Untuk merendahkanku lagi? Bagimu aku hanya seorang gadis untuk pelarianmu saja kan?”katanya.

Hatiku sakit seperti disayat-sayat mendengar kata-kata Soo Jin.

“Soo Jin-ah, aku tidak pernah menganggapmu seperti itu. Aku tahu aku salah waktu itu berbicara seperti itu padamu. Itu karena aku belum siap untuk menjalani hubungan yang baru.”kataku.

“Sama saja kan? Maaf ya, aku tidak butuh kau mengasihaniku karena itu anakmu.”katanya ketus.

“Eomma, ahjussi..”kata Yunjin dari pintu.

Aku dan Soo Jin menengok kearah Yunjin.

“Yunjin sayang, kau masuk ke kamarmu ya, eomma mau bicara dengan ahjussi dulu.”kata Soo Jin.

Yunjin pun berlari ke kamarnya.

“Soo Jin-ah, aku kemari bukan karena aku mengasihanimu, atau sekedar merasa terpaksa untuk bertanggung jawab.”kataku.

“Ah, sudahlah! Untuk apa aku mendengarkan lelaki berengsek sepertimu. Lagipula aku tidak akan pernah percaya padamu.”katanya.

“Soo Jin-ah, aku serius. Aku…aku..mencintaimu.”kataku.

“Cinta..cinta..apa bagimu cinta hanya semudah itu? Kalau kau memang mencintaiku, kau tidak akan pergi dengan banyak wanita di hadapanku!”teriak Soo jin.

“Soo Jin-ah, aku tahu aku salah. Tapi aku sungguh-sungguh—“kataku.

“Sudahlah, kau sudah tahu kan Yunjin itu anakmu, sekarang lebih baik kau pulang! Aku tidak mau melihatmu lagi!”teriak Soo Jin.

Soo Jin pun berjalan menuju rumahnya.

“Soo Jin-ah.”panggilku.

Aku pun berlutut di depan rumahnya. Aku melihat ia menoleh kearahku.

“Aku akan terus berlutut disini sampai kau bisa memaafkanku. Aku tidak peduli mau 1 jam, 1 hari ataupun 1 minggu sampai kau memaafkanku, aku pasti akan terus berada disini.

“Terserah!”katanya.

Soo Jin lalu membanting pintu sekeras-kerasnya.

“Soo Jin-ah, aku akan menunggumu.”kataku.

Tetes-tetes hujan mulai turun. Perlahan-lahan membasahi tubuhku.

*Ini tidak akan membuatku berhenti Soo Jin-ah.*

 

~Soo Jin’s POV~

Aku membanting pintuku, lalu menuju kamar tidurku.

“Baboya! Kenapa kau harus muncul di saat-saat aku sudah mulai bisa menerima keadaan? Dan kenapa kau harus bicara seperti itu?”kataku sambil menangis tersedu-sedu.

Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Aku berbaring di tempat tidurku. Tanpa terasa aku tertidur.

-3 jam kemudian-

Duarr…Terdengar suara petir menyambar-nyambar. Aku terbangun mendengar suara itu. Kilat begitu terlihat dengan jelas dari dalam rumah. Aku langsung teringat dengan Yunho.

*Apa ia masih diluar? Ah…tidak mungkin… Saat itu saja ia tidak berusaha untuk menungguku*(bagian Soo Jin yang baru pulang dari RS^^)

“Tapi bagaimana kalau ia benar-benar di luar?”kataku.

Aku pun langsung turun menuju pintu, aku mengintip dari jendela. Aku tidak menemukan siapapun.

“Hah, sudah kuduga. Mana mungkin ia mau bersusah-susah.”kataku, tetapi sedikit kecewa kurasakan.

*Eh, tunggu dulu…itu…itu…YUNHO*

Aku berlari menuju luar. Aku menghampiri Yunho. Aku mengangkat wajah Yunho. Wajah Yunho sudah pucat pasi.

“Yunho-ah…Yunho-ah…”panggilku.

“Soo…Jin-ah…maafkan aku.”kudengar Yunho mengucapkannya dengan lemah.

“Yunho-ah, ayo kita masuk dulu, petir menyambar-nyambar, bahaya.”aku mengalungkan lengannya di leherku.

“Kau mau memaafkanku Soo Jin-ah?”tanyanya lemah.

“Kita masuk dulu, kita bicarakan di dalam.”kataku.

Aku pun membantu Yunho bangkit. Ia sempat terjatuh, kurasa kakinya kram. Aku pun membantunya lagi. Aku membawanya masuk ke dalam kamarku. Aku membaringkannya ke tempat tidurku. Setelah itu aku mengelap seluruh tubuhnya lalu mengambilkan kaos dan celana training untuk Yunho. Aku pun membuka baju dan celananya, lalu kuganti bajunya agar ia tidak kedinginan. Setelah itu baru aku mengeringkan tubuhku dan mengganti baju, lalu membuat teh untuk Yunho.

“Yunho-ah! Minum dulu teh ini.”kataku lalu duduk di sampingnya.

“Gomawo Soo Jin-ah.”kata Yunho lalu ia berusaha untuk duduk di posisinya lalu meminum teh itu.

Setelah itu aku hendak pergi meninggalkan Yunho agar ia bisa beristirahat. Saat aku bangkit berdiri, Yunho menarik tanganku. Aku menoleh kearahnya.

“Tinggalah disini. Temani aku malam ini.”katanya.

Aku hendak menolaknya, tetapi entah, aku juga merasa ingin menemaninya. Tidak tahu apa yang kupikirkan, aku pun berjalan ke sampingnya. Lalu aku duduk di tempat tidur dan masuk ke dalam selimut lalu tidur di samping Yunho. Kurasakan Yunho memiringkan tubuhnya sehingga ia menatap diriku.

“Soo Jin-ah!”panggilnya.

Aku pun menoleh kearah wajahnya.

“Bisakah kau memaafkanku? Aku sungguh-sungguh dengan kata-kataku tadi. Aku…aku tahu sikapku kemarin salah.”kata Yunho, lalu kulihat cairang kristal bening mengalir dari pelupuk matanya.

“Aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih ataupun sakit hati, jujur…sikap awalku itu memang berengsek. Tapi semakin hari, aku menjadi benar-benar mencintaimu. Tapi aku terlalu takut untuk mengatakannya. Aku tahu kau sangat membenciku.”kata Yunho sambil menangis tersedu-sedu.

Melihat Yunho menangis dengan derasnya, aku merasa terharu. Aku merasa rasa benciku perlahan-lahan hilang. Tetapi otakku masih berusaha menolaknya, aku takut ia akan menyakitiku lagi. Tapi hatiku tak bisa berbohong. Aku lalu memeluknya ke dalam dekapanku dengan erat. Kini ia yang menangis dalam dekapanku. Aku pun menjadi ingin menangis juga.

“Soo Jin-ah, mianhae..mianhae..”ia mengucapkan itu terus dalam dekapanku.

Sudah tak bisa kupungkiri lagi, aku…aku mencintainya. Entah sejak kapan aku merasakan hal ini, mungkin aku tak pernah mau mendengarkan kata hatiku. Tapi aku bahagia ia kini berada di dekatku lagi.

“Eomma!”kudengar Yunjin memanggil. “Apa yang sedang eomma lakukan dengan ahjussi?”

“Yunjin-ah, sini.”panggil Yunho.

Yunjin pun naik ke tempat tidurku lalu tidur di tengah-tengah.

“Yunjin-ah, kau jangan memanggil dia dengan sebutan—“kataku lalu dipotong oleh Yunho.

“Yunjin-ah, aku ingin memberitahumu satu hal.”kata Yunho.

“Apa itu ahjussi?”Tanya Yunjin.

“Kau tidak boleh memanggilku ahjussi lagi.”kata Yunho.

“Ne? Lalu aku harus memanggil apa?”Tanya Yunjin bingung.

“Kau ingin bertemu ayahmu kan?”Tanya Yunho.

Yunjin pun mengangguk-angguk.

“Kau sedang melihatnya.”kata Yunho.

Kulihat Yunjin sedang berpikir mendengar ucapan Yunho. Ia masih bingung dengan ucapan Yunho.

“Aku sedang melihatnya? Tapi aku kan sedang melihat Yunho ahjussi.”Yunjin bergumam sendiri.

Aku dan Yunho yang melihat tingkah polos Yunjin hanya bias tersenyum-senyum.

“Omo!”teriak Yunjin. “Maksud ahjussi, ahjussi itu ayahku?”

Yunho hanya mengangguk-anggukan kepala.

“Appa!”teriak Yunjin. “Eomma, jeongmalyeo?”

“Ne, Yunjin-ah, Yunho ahjussi adalah ayahmu, jadi mulai sekarang kau harus memanggilnya appa.”kataku.

“Appa, bogoshipoyo. Kenapa appa tidak bilang dari kemarin-kemarin?”Tanya Yunjin.

“Mian Yunjin-ah.”kata Yunho.

“Appa, appa akan tinggal bersamaku dan eomma kan?”Tanya Yunjin.

Aku hanya terdiam mendengar ucapan Yunjin. Aku bingung harus menjawab apa.

“Iya! Pasti.”kata Yunho.

Aku terkejut mendengar ucapan Yunho. Ia memandangku lalu tersenyum.

“Kalau eomma mu setuju, kita semua pindah ke rumah appa.”kata Yunho.

“Eomma..eomma mau kan pindah ke rumah appa? Mau kan?”kata Yunjin.

Aku bingung harus menjawab apa. Yunho lalu menatapku, ia seperti memohon.

“Baiklah. Kita akan pindah.”kataku.

“Asyik…appa, eomma mau, jadi kapan kita akan pindah?”kata Yunjin.

“Secepatnya, sambil appa menyiapkan pesta pernikahan.”kata Yunho.

“Ne?”tanyaku cepat.

“Soo Jin-ah,kau mau kan menikah denganku?”Tanya Yunho.

Seketika wajahku memerah, hatiku berdebar-debar mendengarnya. Benar-benar aku merasakan hatiku seperti mau meledak mendengar ia berkata seperti itu.

“Bagaimana Soo Jin-ah? Kau mau menikah denganku?”

-5 tahun kemudian-

“Jagiya…ayolah.”kata Yunho yang berbaring disampingku sambil menarik-narik bajuku.

“Mau apa sih?”tanyaku.

“Ayolah jagiya, kau pasti tahu kan? Kita sudah cukup lama tidak melakukannya.”kata Yunho.

“Aku mengantuk, ingin tidur.”kataku lalu membelakangi Yunho dan memejamkan mataku.

“Aish..jeongmal.”kata Yunho.

Aku pun menoleh kearah Yunho dan melihat ia berusaha untuk tidur, tetapi aku tahu, ia pasti ngambek. Aku hanya tersenyum melihatnya. Aku lalu memandanginya dari atas lalu perlahan kucium bibirnya. Yunho langsung membuka matanya, lalu membalas ciumanku. Perlahan-lahan ciuman-ciuman ringan berubah menjadi lumatan-lumatan. Mulai terdengar desahan keluar dari mulut kami. Aku tahu, malam ini akan menjadi malam yang gila bersama dengan suamiku. Ya….suamiku tercinta.

“Chankaman Yunho-ah.”kataku lalu menghentikan Yunho yang sedang melahap habis leherku.

“Waeyo jagiya?”Tanya Yunho.

“Kau tidak mengunci pintunya dulu? Kalau nanti Yunjin dan Soo Yun melihat bagimana?”tanyaku.

“Biarkan saja, mereka pasti senang karena kita sedang mengerjakan calon adiknya.”kata Yunho nakal.

“Yah! Aku tidak mau hamil lagi. Memangnya gampang mengurus anak? 2 saja sudah repot.”kataku.

“Kau tidak bisa menolak pemberian Tuhan. Lagipula aku kan menginginkan 5 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.”kata Yunho.

“Yah! Michyeosseo? Kau ingin membunuhku ya?”teriakku.

“Tentu saja tidak, mana mungkin aku akan membuat istriku yang sangat cantik ini pergi?”kata Yunho, lalu ia mulai melahap leherku lagi.

Dasar suamiku ini, memang manis sekali mulutnya. Tapi aku bahagia mendapatkannya. Ini pasti sudah merupakan takdir dari Tuhan. Aku tidak menyesali semua yang aku alami beberapa tahun lalu. Aku kini bahagia bersama suamiku tercinta Yunho dan kedua anakku Yunjin dan Soo Yun. Mereka adalah harta paling berharga dalam hidupku. Aku harap kebahagiaanku akan terus berlanjut hingga akhir hayatku nanti.

 

FIN

 

hahahahahaha…gimana chingu??

harap commentnya ya^^ *wink*

,

10 Comments