Lagu Instrumental (Lomba Karaoke Korea – JAKMEFI 2011 SMAN 3 Depok)

Annyeonghaseyo~

Kamsahamnida sudah mau berpatisipasi di lomba karaoke korea yang diselenggarakan oleh panitia bulan bahasa SMAN 3 Depok atau lebih dikenal JAKMEFI.

untuk memudahkan peserta berlatih, panitia sudah menyediakan beberapa Instrumen yang bisa di dowload 🙂

2AM

2AM – Even If I Die, I Can’t Let You Go Instrumental.mp3

Super Junior
Jika lagu yang diinginkan tidak ada di list di atas, boleh memakai lagu pilihan sendiri, tetapi peserta harus menyediakan sendiri lagu instrumentalnya (less vocal/tidak ada suara penyanyi) atau menggunakan alat musik sendiri.

Leave a comment

WELCOME!!

Leave a comment

HELP WANTED

TEMAN-TEMAN!! 😀

disamping blog ini dalam tahap penyempurnaan, kami sangat membutuhkan orang-orang yang bersedia menjadi author kami 🙂

persyaratan :

– bisa nulis fanfic

– fanfic about K-POP (such as : DBSK, Super Junior, SNSD, 2PM, etc) atau K-DRAMA, atau J-POP, atau ANIME JEPANG

– punya wordpress

kirim data diri anda dengan format

Nama :

Domisili :

tanggal lahir :

umur :

pendidikan : (misalkan SMA kelas 3)

e-mail wordpress :

alamat wordpress :

facebook :

twitter :

ym :

no. HP :

serta kirimkan 2 buah fanfic anda 🙂

lalu kirim ke alamat :

gudangfanfic@yahoo.com

maksimal pencarian author untuk saat ini 6 ORANG

🙂

KAMI TUNGGU YAA~ 😀

23 Comments

[FANFIC] No Time For Say…. SARANGHAE (One Shot/Straight/PG-15)

Title: No Time For Say….SARANGHAE

Genre: Romance

Rate: PG-15

Title: No Time For Say….SARANGHAE

Genre: Romance

Rate: PG-15

Main Cast:

– Jung Yunho

– Kim Soo Jin

~Yunho’s POV~

Tin…tin…tin…

Aku melayangkan pandanganku ke depan kaca mobil, truk itu tepat menuju ke arahku.

Aku belum pernah tersenyum padanya

Aku belum pernah berterima kasih padanya

Aku belum pernah meminta maaf padanya

Aku belum pernah peduli padanya

Aku belum pernah mengatakan….

Tin…tin…tin…

Jika waktu tidak lagi berpihak,hanya penyesalan yang ada

Read the rest of this entry »

,

5 Comments

Neorago (it’s you) chapter 4

Title : Neorago (it`s you) chapter 4

Genre : Romance

Rating : PG-15 (chapter lain ga jamin ya.)

Lenght : Chaptered/Series

Cast : Han ji yoon, kim jong woon (yesung),

Disclaimer : I don’t own yesung here. He belongs to himself. But the fanfic and han ji yoon is originally mine.

Summary: ji yoon, putri tunggal salah satu pemilik perusahaan terbesar di korea selatan ditunangkan secara paksa oleh ayahnya hanya karena ayahnya memiliki daughter complex atau lebih tepatnya ingin yang terbaik untuk anaknya. Ji yoon yang awalnya menolak akhirnya mau menerima perjodohan ini tanpa tahu lelaki yang akan menjadi pasangannya. Lelaki yang akan dijodohkan dengannya ternyata adalah kim jong woon (yesung) salah satu putra pemilik perusahaan terkenal juga di korea. Perbedaan sifat yang awalnya dirasa tak cocok oleh ji yoon pada akhirnya tumbuh menjadi rasa sayang seiring ia mengetahui sifat asli jong woon.

 

-Ji yoon POV-

“YESUNG!” teriak namja di depanku. “YA! APA YANG KAU LAKUKAN PABO?!”

“Ryeo wook?!”

Oh, my! Apa lagi sekarang?! Kupandangi kedua namja itu bergantian.

“kenapa sepagi ini?” Tanya oppa memecah keheningan.

“aku sudah menelponmu dari tadi tapi tidak kau angkat, aku takut kau pingsan karena kelaparan atau kenapa, jadi kuputuskan untuk datang lebih awal. Ternyata tak sesuai dugaanku ya.” Kata namja yang bernama ryeo wook itu sambil melirik kearahku.

“ahh, nee. Handphoneku ketinggalan di mobil sepertinya, nanti kuambil. Ayo masuk.” Ia pun mempersilahkan ryeo wook masuk tanpa perduli denganku yang masih bingung dengan kejadian tadi.

“oh, ya yesung. Daripada itu. Apa yang kau lakukan?” Tanya ryeo wook.

“apanya?”

“apa yang telah kau lakukan bersama yeoja itu? Bagaimana mungkin ada seorang yeoja cantik di dalam rumahmu di hari sepagi ini dan dalam keadaan kau tanpa baju seperti itu? Kau habis ngapain hah?” ujarnya kesal.

“kenapa jalan pikiran kau dan dia sama?” Tanya oppa sambil menunjuk ke arahku.

“mwo?” sahut kami berbarengan.

Ia pun menghela napas panjang sebelum menjawab. “kami tidak melakukan apa-apa. Aku buka baju karena akan berganti baju kemarin tapi karena banyak kejadian yang terjadi aku tidak sempat menggantinya dan sudah terlalu lelah sehingga tertidur duluan.”

“tapi kenapa bisa ada dia disini? Jangan bilang dia itu..” mata ryeo wook menyipit curiga saat mengatakannya.

“apa?” Tanya oppa.

“kau tau. Ehmm, apa ya namanya? Wanita simpanan. Iya itu dia.”

BUKK! Kulempar bantal yang ada di dekatku ke arahnya.

“yaa! Jangan sembarangan ya kalau bicara. Aku ini tunangannya tau!” ujarku kesal.

“MWO? Tunangan??” Tanya ryeo wook tak percaya

Kulihat oppa hanya menggelengkan kepala dan menarik napas panjang melihat tingkah kami. “oh, ya. Kau belum kuperkenalkan dengan tunanganku ya wookie?”

“nee, belum.”

“baiklah, wookie ini han ji yoon, tunanganku. Ji yoon ini sahabatku, kim ryeo wook, panggil saja wookie. Dan wookie, panggil saja dia ji yoon.” Katanya memperkenalkan kami.

“manaseo bangapseumnida.” Ujar kami satu sama lain.

“kau tidak pernah cerita padaku kau punya tunangan yesung.” Katanya dengan nada yang jelas-jelas kesal.

“memang tidak punya, aku baru bertunangan tadi malam.”

“dan kau sudah tidur serumah dengannya?” potongnya.

“se apartment lebih tepatnya, ini bukan rumah, dan aku baru berencana untuk menceritakannya padamu hari ini di kampus.” Jelas oppa.

Wookie hanya terdiam dan bertukar pandang dengan oppa, baru saja ia hendak membuka mulutnya tiba-tiba oppa berkata.

“orang tua ku yang menjodohkan, lagipula tak apa, aku menyukainya kok.” Ujarnya sambil mengangkat bahu.

Kurasakan mukaku perlahan memanas mendengar perkataannya. Aku menjadi salah tingkah dan beranjak pergi dari ruangan itu. Pasti mukaku sudah semerah keeping rebus sekarang.

“mau kemana?” Tanya oppa sambil menahan tanganku.

“sekolah, aku mau mandi.”

Aku langsung berjalan menuju kamar tidur untuk mempersiapkan barang-barangku sebelum pergi ke sekolah. Kudengar sayup-sayup suara wookie berteriak “MWO?! Dia masih sekolah??” sebelum aku masuk dan menutup pintu kamarku.

***

“oppa.” Panggilku dalam mobil.

Kami sedang dalam perjalanan menuju sekolahku dulu sebelum ia berangkat ke universitasnya nanti. Ia nampak tampan sekali dalam balutan kaus putih bertulisan dan celana jeans biasa. Ia membawa tas ransel yang ditaruhnya di jok belakang bersama tas sekolahku dan memakai aksesoris gelang, jam tangan dan kalung berbandul tabung di lehernya. Sederhana tapi manis sekali menurutku. Sedangkan aku hanya memakai seragam biasa dengan gaya rambut yang dikuncir asal-asalan sehingga rambutku terlihat agak berantakan karena beberapa helai rambut keluar-keluar tak terkuncir, namun ia malah memujiku dan berkata aku cantik sekali.

Dasar orang aneh, pikirku.

“oppa.” Panggilku lagi.

“ahh, nee ji yoon, ada apa?” tanyanya sambil fokus ke jalan.

Aku terdiam sebentar sebelum menjawabnya.

“yesung itu siapa? Dan wookie itu siapanya oppa?”

Tiba-tiba tawanya meledak mendengarku bertanya seperti itu. ”yesung? Menurutmu? Haha. Ji yoon kau itu ada-ada saja. Yesung itu orang yang kemarin bermalam bersamamu, masa kau tak ingat?” godanya.

“ahh, oppa. Mana kutahu namamu yesung. Yang kutahu kau itu kim jong woon, bukan yesung-yesung itu. Lagian apa miripnya sih nama yesung dan jong woon?” Ujarku cemberut, aku sebal digoda olehnya pagi-pagi begini.

“haha. Aku rasanya sudah pernah memperkenalkan diri sebelumnya, apa belum ya?” tanyanya balik sambil berusaha mengingat sesuatu. “ ahh, sudahlah. Oh, ya wookie itu hanya teman dekatku. Ia terkadang menginap di apartmentku untuk memasakanku makanan. Kau tahu? Aku tak bisa masak.” Ia menjelaskan sambil tersenyum. Haah, aku paling benci senyumannya. Itu selalu membuatku salah tingkah atau jantungku jadi berdetak lebih kencang dari biasanya.

“ohh.”

“kenapa? Kau cemburu?” tanyanya iseng.

“aniyo, sudahlah oppa, menyetir saja yang benar.” Aku memukul pelan lengannya untuk mengembalikan konsentrasinya, tapi tanganku malah dipegang olehnya dan ia berkata dengan serius “selamat kamu pasti akan beruntung hari ini karena telah menjabat tanganku.”

“mwo?” tanyaku tak mengerti.

“ahh. Nah, sudah sampai. Silahkan turun nona.” Ia pun turun untuk membuka pintu mobil bagianku dan menyilahkanku turun layaknya aku seorang putri.

“dasar aneh.” Aku pun turun dari mobil. “ahh, oppa.” Panggilku sambil membalikkan badan.

“nee?”

“aniyo, tidak jadi. Semoga harimu menyenangkan.”

“kau juga.” Ia tersenyum dan segera masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian mobilnya sudah melaju kembali meninggalkanku di depan gerbang sendiri.

Aku tidak berani menanyakan hal yang daritadi pagi ada di kepalaku, hal ini sangat mengganggu pikiranku, namun kurasa aku belum berani mendengar jawabannya untuk saat ini.

Mungkin nanti malam, batinku. Aku segera beranjak masuk ke dalam sekolahku, tanpa kusadari seseorang tengah memperhatikanku dan oppa daritadi dengan rasa tidak suka.

-Yesung POV-

Aku terus mengemudikan mobilku menuju universitasku. Aku hanya tersenyum mengingat kejadian tadi pagi. Ahh, sejak kapan aku mulai menganggapnya menarik? Sejak kapan aku jadi senang saat ia ada? Mungkin aku memang menyukainya sejak pertama kali bertemu, namun aku tak tahu kalau aku bisa terus-terusan memikirkannya seperti ini. Hari ini menjadi lebih hidup dengan kehadirannya kurasa.

Sesampainya aku di universitas, aku segera memarkirkan mobilku dan pergi menuju caffe yang ada di dalam universitasku. Universitasku luas sekali bahkan di dalamnya ada tempat bermain golf atau lapangan berkuda untuk mengusir rasa bosan siswanya saat menunggu jadwal kuliah masing-masing.

Kupesan secangkir susu coklat hangat, aku memilih tempat duduk di pojok caffe tersebut. Aku menunggu jadwal kuliahku yang masih lama sambil meminum susu coklat tersebut dan membaca sebuah buku mengenai seni tarik suara.

Tiba-tiba buku itu raib dari hadapanku dan kurasakan lenganku telah ditarik dan di tahan di samping tubuhku oleh dua orang yang sudah tidak asing bagiku. Apalagi orang yang sekarang sedang berada di hadapanku sambil membolak-balik halaman buku tersebut, aku kenal betul dengannya.

“Haloo, kim jong woon.”  Ujarnya menyeringai, memamerkan deretan giginya yang rapi.

“MAU APA KAU CHOI SIWON?!” bentakku.

-ji yoon pov-

“baik anak-anak hari ini kita akan mencoba pengukuran kadar ph dalam…”

“aku tidak suka pelajaran ini, membosankan.” Keluh seo hyun di sampingku.

“tenang saja, aku juga tidak. Aku tidak mengerti pelajarannya.” Ujarku berusaha menghiburnya.

“bohong, mana mungkin murid jenius seperti mu dan merupakan kebanggaan sekolah tidak mengerti pelajaran ini?”

Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya dan menggeleng-gelengkan kepalaku karena ulahnya, aku pun kembali mencatat penjelasan di papan tulis.

“nee, ji  yoon-ah, aku selalu berpikir apa kekuranganmu. Kau itu serba bagus, wajah bagus, attitude bagus, harta bagus, otak bagus, kau pun terampil, pintar masak, badanmu juga bagus. Lalu kau…”

Kubiarkan saja ia mengoceh sendiri tanpa peduli dengan omongannya yang sudah dia ulang ribuan kali. Tiba-tiba sonsaengnim menyuruhku ke depan untuk mengambil beaker glass untuk percobaan kimia hari ini. Kutinggalkan seo hyun yang masih asyik dengan ocehannya sendiri.

Saat aku hendak mengangkat beaker glassku, tak sengaja ku senggol beaker glass yang lain. Beaker glass itu pecah menghantam lantai laboratorium dengan suara yang kencang dan membuat seisi kelas menengok ke arahku.  pecahannya berserakan di bawah. Aku sangat terkejut melihatnya dan bergegas mengambil pecahan kaca tersebut.

“jeongmal mianhae, sonsaengnim.” Aku meminta maaf sambil membungkukkan badanku sedalam-dalamnya.

“nee, tak apa ji yoon, kau bereskan saja pecahannya.”

Seisi kelas masih ribut dan memperhatikan diriku. Aku malu sekali, saat aku hendak memungut salah satu pecahan kaca yang besar kurasakan tanganku sakit teriris permukaannya yang tajam.

“aduh.” Ucapku spontan. Darah terus mengucur dari jariku yang terkena pecahan kaca itu, tiba-tiba kurasakan seseorang memegang tanganku dan menghisap darah yang keluar agar berhenti.

“gwaenchana?” tanyanya khawatir padaku.

“nee, gwaenchana, kyu hyun ah. gomawo.” Aku segera berdiri dan saat itulah kurasakan firasat tak enak dalam hatiku.

Ada apa ini? Apa yang akan terjadi? ,Batinku bingung.

-yesung pov-

“MAU APA KAU CHOI SIWON?!” bentakku.

“menurutmu?” jawab namja yang bernama si won tersebut.

“aku hanya ingin bersenang-senang denganmu sebelum kau masuk ke kelasmu. Telat sedikit tak apa kan?” ia menyunggingkan senyum bengis saat menatapku.

“dong hae, eun hyuk, pastikan ia tidak bisa melawan kali ini.”

-to be continued-

6 Comments

Neorago (it’s you) chapter 3

Title : Neorago (it`s you) chapter 3

Genre : Romance

Rating : PG-15 (chapter lain ga jamin ya.)

Lenght : Chaptered/Series

Cast : Han ji yoon, kim jong woon (yesung),

Disclaimer : I don’t own yesung here. He belongs to himself. But the fanfic and han ji yoon is originally mine.

Summary: ji yoon, putri tunggal salah satu pemilik perusahaan terbesar di korea selatan ditunangkan secara paksa oleh ayahnya hanya karena ayahnya memiliki daughter complex atau lebih tepatnya ingin yang terbaik untuk anaknya. Ji yoon yang awalnya menolak akhirnya mau menerima perjodohan ini tanpa tahu lelaki yang akan menjadi pasangannya. Lelaki yang akan dijodohkan dengannya ternyata adalah kim jong woon (yesung) salah satu putra pemilik perusahaan terkenal juga di korea. Perbedaan sifat yang awalnya dirasa tak cocok oleh ji yoon pada akhirnya tumbuh menjadi rasa sayang seiring ia mengetahui sifat asli jong woon.

 

~~~~~~ yesung`s POV~~~~~

“JI YOON!!”

kuhampiri tubuhnya yang bergetar di lantai. Kupeluk dirinya sambil mengelus-elus rambutnya.

“gwaenchana? Apa yang terjadi?” tanyaku.

Ia tidak menolak pelukanku namun tidak juga memelukku, perlahan ia mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah akuarium yang terletak di sudut kamarku,

Kulepaskan pelukanku perlahan dan berjalan ke arah akuarium itu untuk melihat isinya. Saat ku longokkan kepalaku ke dalam aku tak menemukan apa-apa, hanya ddakoma balas menatapku dari kolam buatannya yang kecil itu sambil mengerjapkan matanya berkali-kali dan berusaha untuk berenang. Aku pun tertawa melihat tingkahnya dan mengangkatnya dari akuarium tersebut.

”ji yoon-ah, tidak ada apa-apa disini. Apa yang sebenarnya terjadi? Lihat hanya ada ddakoma di dalam sana, ini coba kau pegang, ini ddakoma binatang peliharaanku.” Ujarku sambil menaruh ddakoma di tanganku dan memperlihatkannya padanya, ddakoma hanya diam di atas telapak tanganku seakan ia takut jika ia bergerak ia pasti akan jatuh.

Tiba-tiba kurasakan sebuah bantal menimpa kepalaku dan terjatuh ke lantai, meninggalkan diriku yang terbengong-bengong dibuatnya.

“KAU GILA APA?? SUDAH BERAPA LAMA KAU MENGENALKU? AKU ITU TIDAK SUKA REPTIL KAU TAHU??” teriaknya menahan tangis.

Aku hanya bisa bengong melihat ekspresinya seperti itu, sedetik kemudian kurasa diriku di dorong keluar oleh tangan kecilnya bersama ddakomaku.

“Jangan pernah bawa makhluk itu lagi ke kamarku.” Ujarnya sambil menunjuk ke arah ddakoma. “ awas kau.” Ia pun membanting pintu di hadapanku dan meninggalkan diriku yang terheran-heran dengan sikapnya.

~~~~~~~~Ji Yoon`s POV~~~~

kubanting pintu dihadapanku tepat di depan wajah tunanganku. Aku kesal sekali dengan dirinya. Salah sendiri ia tidak bertanya tentang apa yang kusuka dan tidak suka, aku sangat tidak suka dengan sejenis reptil seperti kura-kura itu, benci sekali aku dengan mereka.

Kalau mau melihara binatang yang wajar dikit kek, seperti kucing, anjing, kelinci atau hamster gitu. Ini mah malah kura-kura, memang apa bagusnya sih kura-kura itu? Paling cuma bisa mengedipkan matanya saja kan? Aku juga bisa kalau begitu. Batinku kesal.

Tapi kenapa tadi aku merasa nyaman dipeluk dengannya? Aku kaget hingga tidak bisa membalas pelukannya. Aaaa~ ji yoon pabo. Sebenarnya jika dibilang suka aku tidak bisa mengatakan tidak suka. Ahh sudahlah, toh dia sudah menjadi tunanganku. Pikirku dalam hati

Kuperhatikan sekeliling kamarku dan mataku terhenti di kandang kura-kura sialan itu.

Sial, oppa lupa dengan kandangnya. Batinku kembali.

Kuangkat kandang tersebut dengan hati-hati dan membawanya keluar kamar.

~~~~~~ Yesung`s POV~~~~

kupandangi ddakoma ditanganku, “ini semua gara-gara kau, lihat sekarang yeojachinguku jadi marah denganku, ayo tanggung jawab.” Kataku pada kura-kura itu sedangkan yang dimintai tanggungjawab hanya balas melihatku penuh tanya dengan mata manik-maniknya.

“hei, ayo tanggung jawab. Minta maaf padanya, kalau tidak aku tidak akan memberimu makan.” Kura-kura itu hanya diam mendengarku.

“haah, dasar. Sekarang apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin ia membenciku gara-gara kau. Dasar ddakoma pabo!” aku berkata sambil memukul pelan cangkang kura-kura tersebut. Namun tiba-tiba aku merasakan seseorang sedang memperhatikanku, kutengokkan kepalaku ke samping untuk melihatnya, ternyata ji yoon sedang memperhatikanku dengan tatapan kaget dan aneh.

“ji yoon-ah.” Panggilku

“ahh, nee. Oppa, ini kandang…” ia menunjuk ke arah ddakoma. “ambillah oppa. Taruh ditempat lain. Ppali ppali.”

Aku segera menaruh ddakoma dalam akuarium tersebut dan mengambil akuarium itu. Kuletakkan akuarium itu di atas rak bukuku sehingga Ji yoon tidak bisa mengambilnya.

“sudah!” seruku sambil tersenyum kepadanya. “bagaimana? Sekarang kau tidak bisa melihatnya lagi.”

“baguslah, aku mau tidur.” Ia segera berlalu dari hadapanku, meninggalkanku dengan senyum yang perlahan memudar.

~~~~~~ ji yoon`s POV~~~

Sinar matahari pagi menerobos masuk ke sela-sela kelopak mataku. Kubuka perlahan mataku untuk melihat sekelilingku. Tidurku lumayan nyenyak tadi malam dan aku harus segera bangun untuk bergegas pergi ke sekolah. Aku mencoba untuk duduk bersandar di tempat tidurku ketika kulihat sesosok namja sedang tertidur pulas di kursi berlengan yang menghadap ke tempat tidurku.

“kyaaaaa..” teriakku histeris. Namja itu terbangun dan terjatuh dari kursi itu. Kaget mendengar teriakanku.

“ji yoon-ah. Ada apa? Mana pencurinya?” ujarnya setengah sadar sambil berusaha bangkit dari lantai.

“yaa! Oppa. Apa yang kau lakukan di kamarku?”

“wae?” tanyanya bingung. “Ah ani, jangan berpikiran macam-macam. Aku hanya tidak sengaja tertidur disini karena biasanya ini kamarku.” Ujarnya salah tingkah.

“dan kenapa oppa harus tanpa baju begitu? Oppa pasti macam-macam denganku semalam kan? Jujur oppa!” mataku menyipit curiga dengan tingkahnya.

“aniyo. Aku jujur. Tidak mungkin aku berani macam-macam denganmu, aku akan selalu menjaga wanita yang..”

Ting tong.

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, bel pintu apartmentnya sudah berbunyi. Kami berdua sama-sama menoleh ke arah datangnya suara itu.

“biar aku saja.” Aku ingin segera keluar dari ruangannya yang suasananya tidak nyaman seperti itu.

“ya, nuguseyo?” ujarku sambil membuka pintu. Kulihat seorang namja yang tak kalah tampan seperti oppa sedang berdiri didepan pintu. Matanya terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.

“mianhae, apa benar ini apartment yesung?” tanyanya sambil memastikan dengan melihat nomor kamar tersebut.

“yesung? Yesung siap..?”

“siapa yang datang ji yoon?”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, oppa sudah muncul di belakang mengagetkanku.

“YESUNG!” teriak namja di depanku. “YA! APA YANG KAU LAKUKAN PABO?!”

“Ryeo wook?!”

Oh, my! Apa lagi sekarang?!

-TO BE CONTINUED-

 

komennya ya chingu gomawo. 🙂

1 Comment

Black Flower Chapter 2

Title : Black Flower chapter 2

Author : sayu minamoto

Genre : Romance, NC

Rating : NC-17 (next chapter mungkin lebih)

Lenght : Chaptered/Series

Cast : Kim Yoon In, Lee Jong Hyun (CN Blue), Cho Kyu Hyun, Lee Jong Hun (FT Island), Tiffany (SNSD)

Disclaimer : I don’t own Jong Hyun, Kyu Hyun, Jong Hun, Tiffany and Hara here. they belong to themself. But the fanfic and Kim Yoon In is originally mine.

Summary: Kim Yoon In adalah istri dari Lee Jong Hyun, ia adalah seorang mahasiswi kedokteran dari keluarga kaya dan paras yang terbilang menarik ia menikah dengan Lee jong hyun, seorang mahasiswa jurusan seni music dan gitaris band yang handal. Didukung dengan wajah tampan dan keadaan keluarga yang berkecukupan membuat kehidupan rumah tangga mereka di usia yang baru menginjak 22 tahun menjadi tidak kekurangan. Masalah datang ketika seorang mahasiswa  kedokteran bernama kyu hyun datang dan tanpa sengaja merusak kehidupan rumah tangga mereka karena masalah pribadinya juga.

-Yoon in’s POV-

“yaa. Yoon in-ah..”

Aku sedang berada di kelas ketika Kudengar sebuah suara memanggilku dan aku pun tersadar dari lamunanku.

“ahh, wae hara-ssi?’

“daritadi kau bengong saja. Ada apa? Kau bahkan tak mendengarkanku bercerita tentang  Minho.” Ujarnya cemberut.

“ahh, mianhae hara-ahh. Aku sedang banyak pikiran.” Jawbku sambil menghela napas panjang.

“wae? Gara-gara suamimu lagi ya? Ada apa? Kau ini. Sudah punya suami tampan masih saja mengeluh.”

“apakah tampan berguna jika ia tidak pernah peduli padaku? Aku menikahinya juga bukan karena ia tampan.” Ujarku sambil memikirkan kejadian kemarin.

“waeyo yoon in-ah? Kau aneh sekali. Aku tidak mengerti apa maksudmu.” Ia berkata sambil menelengkan kepalanya ke sebelah kanan tanda tak mengerti.

“ani. Hanya saja..”

“ehmm.. apa yang daritadi sedang kalian bicarakan miss Go dan miss Kim?” tiba-tiba sonsaengnim menegur kami karena ketahuan mengobrol di kelasnya.

“aniyo, saem..”

“bagus.jangan mengobrol lagi.” Tatapnya tajam. “Dengarkan. Sekarang kalian akan membuat suatu proyek penelitian sekaligus pembelajaran lapangan bersama  mahasiswa tingkat akhir sebagai pembimbing kalian. Kalian akan dipasangkan dengan satu orang mahasiswa tingkat akhir berdasarkan kemampuan akademis yang saya lihat.” Jelasnya panjang lebar lalu ia mulai membagi-bagi pasangannya.

Ini memang merupakan tradisi jurusan kami. Selain membantu nilai kenaikan semester kami, hal ini juga akan menambah nilai kelulusan mahasiswa tingkat akhir apabila penelitian kami nantinya berhasil. Tapi ada hal yang menyebalkan dari tradisi ini, tidak semua mhasiswa tingkat akhir itu mudah untuk dimintai tolong. Para mahasiswa tingkat awal harus mengejar-ngejar partnernya dan meminta bantuannya yang biasanya bersyarat itu.

Semua mahasiswi di kelasku sudah ramai membicarakan siapa yang akan menjadi pasangan Kyu Hyun dan mencatat informasi tentang pasangan mereka masing-masing.

“Go Hara dengan Lee Sung Min.. dan Kim Yoon In dengan Cho Kyu Hyun.”

“Mwo?” sontak aku terkejut mendengarnya begitu pula semua mahasiswi di kelasku. Hara yang berada di sebelahku terpekik kecil.

“kau dengan Cho Kyu Hyun. Wae? Ada masalah?”

“tentu saja saem! Aku tidak mau dengannya, yang lain sajalah.” Tolakku.

“tidak ada pergantian pasangan. Lagipula nilai kalian sama-sama bagus. Kuharap kalian dapat bekerjasama dengan baik.” Ujarnya sambil tersenyum.

“nah, kelas selesai anak-anak. Kuharap kalian sudah bisa menyerahkan topik kalian Selasa depan, selama itu tidak ada kelas. Permisi.”

Kuhela napas panjang dan langsung membereskan buku-bukuku begitu saem pergi meninggalkan kelas.

@school canteen

Kudekati namja yang sedang makan siang bersama temannya itu. Aku sudah tidak bersama Hara sejak pelajaran berakhir. Kami sudah mulai sibuk mencari partner masing-masing dan jelas saja hampir semua anak iri dengan partnerku, termasuk Hara yang sangat dengan senang hati rela bertukar partner denganku yang sayangnya tidak diizinkan oleh sonsaengnim. Hara sempat memberiku foto kyu hyun sebelum ia pergi karena ia tahu, aku satu-satunya mahasiswi yang tidak tahu bahkan tidak tertarik dengan namja tampan tersebut.

“annyeong. Mianhae, aku mengganggu. Tapi apa sunbae punya waktu sebentar?” ucapku sambil tersenyum kepada namja di depanku. Orang yang kuajak bicara hanya menengok sebentar dan kembali melihat ke arah temannya sambil meneruskan obrolannya.

Orang ini maunya apa sih? Diajak ngomong baik-baik malah ngelunjak. Aku hanya bisa mengomel dalam hati melihat kelakuan namja super nyebelin di hadapanku. Kucoba untuk sabar saat mengingat nilaikulah yang jadi taruhannya.

“annyeong, sunbae. Bisa minta waktu sebentar saja? Ada hal yang harus kudiskusikan.” Aku mencoba berkata lebih keras kali ini, takut ia tidak mendengar awalnya.

“ya, yaa. Kyu hyun-ah itu ada yang mengajakmu bicara.” Ujar temannya dengan berbaik hati memperingatkannya akan keberadaanku. Ia melirikku singkat

“Wae? Kalau mau bicara ya bicara saja. Aku dengarkan kalau aku tertarik.”

Sumpah ya! Ada orang model  gini di kampus ini. Dan kenapa juga semua orang tertarik dengan wajahnya yang sok tampan itu.

“haahh. Jadi gini ya Kyu Hyun sunbae, sunbae adalah orang yang akan menjadi partnerku dalam ujian kenaikan semester kali ini. Tentu sunbae sudah tau kan akan ada acara seperti ini?”

Kulihat temannya mengatakan ‘oh sudah mulai’ tanpa suara, namun tidak kuhiraukan.

“nee. Sonsaengnim sudah memberitahuku. Lalu kenapa? Kau kira mudah meminta bantuanku?” tanyanya kejam.

“aissh~ jinjaa. Yaa, cho kyu hyun. Kalau penelitian ini berhasil kau juga yang akan mendapatkan nilai bagus, jadi kita sama-sama untungkan?” aku sudah mulai kesal dengan kata-kata dan tingkah lakunya.

“yaah, tergantung ya. Kalau aku mau bantu ada manfaat lebih tidak? Lagipula tanpa tambahan nilai itu aku juga sudah pasti menjadi mahasiswa lulusan terbaik tahun ini.” seringainya sambil bersender di senderan kursinya.

“kau mau apalagi memangnya kalau begitu?”

“kalau aku mau bantu, bagaimana jika kau harus menuruti setiap perkataanku tanpa bantahan selama proyek ini berlangsung?” ia berkata sambil mengeluarkan evil smilenya.

“kau. Haah. Maksudmu apa?” tanyaku menahan kesal.

“kalau aku bilang kau harus datang ke tempatku berada kapanpun itu kau harus datang walaupun itu tengah malam dan aku sedang di Jepang sekalipun atau perjanjian kita akan batal. Aku tak akan membantumu lebih lanjut. Pokoknya turuti semua perkataanku.” Tantangnya.

“yaa. Kau ini tidak berperikemanusiaan dan kau masih sebut dirimu calon dokter?” aku masih tidak mengerti jalan pikiran namja gila satu ini.

“ya sudah, kalau kau tidak mau tidak apa-apa. Kuberi kau waktu berpikir 3 hari lagi dan kalau kau tidak datang lagi menemuiku setelah itu, jangan harap ada kesempatan menjadi partnerku. Dan ingat, aku tidak terlalu butuh nilai itu, kau kan yang paling membutuhkannya? Tanpa nilai tambahan pun nilaiku sudah bagus.  Ayo donghae.” Ia pun pergi melewatiku bersama temannya, meninggalkanku yang masih kesal setengah mati dengan tingkah sombongnya.

Jong Hoon’s Pov

“Oppaa..” ujar yeoja dibawahku sambil mendesah pelan.

Aku terus melanjutkan pekerjaanku menciumi lehernya. Kubuka bajunya perlahan sambil masih kuciumi lehernya dan naik kembali ke bibirnya. Ku lumat pelan bibirnya sambil berusaha memasukkan lidahku ke dalamnya.

“mmmhh.. ahh.. oppaa..” desahnya di sela-sela ciuman kami.

“chagiyaa..” kubisikkan kata-kata sayang ditelinganya. Aku pun mulai meraba-raba payudaranya dari luar hingga tiba-tiba handphoneku berbunyi.

“oppaa.. ada telpon. Ahh..” desahnya saat aku mulai memainkan nipplenya.

“oppaa-ahh..” ucapnya semakin keras sambil menjambak rambutku karena aku tidak memperdulikan deringan handphoneku yang semakin keras.

“aissh~ arraa.arraa. chankamanyo chagi.” Ku ambil handphoneku yang terletak di atas meja dapur.

“yoboseoyo?”

“yaa. Hyung. Eoddiya?” ucap namja di seberang.

“apartementku, wae?”

“ani. Aku kesana sekarang ya. Aku stress hyung. Ada yang ingin kubicarakan. Annyeong.” Ia pun langsung menutup teleponnya sebelum aku berkata lebih jauh.

“yaa. Yaa. Jong hyun-ahh.. aissh~ jinjaa.” Ucapku sambil membanting handphoneku ke sofa.

“waeyo oppa?” Tanya Tiffany sambil duduk dan menutupi tubuhnya yang telanjang dengan selimut lalu memperhatikanku.

“ani. Namdongsaengku mau kesini.” Umpatku kesal

“bagus dong oppa, kita jadi bisa main bertiga.” Ujarnya nakal sambil menjilat bibirnya berusaha menggodaku.

“lupakan chagi. Ia sudah beristri.”

“hee? Adikmu sudah punya istri? Ahh, tidak asik.” Ia cemberut mendengarnya, aku hanya tertawa saja mendengar tingkahnya karena ia memang hanya pemuas nafsuku saja, bukan wanita yang sesungguhnya ku cintai, aku masih belum menemukan sosok wanita seperti itu di hidupku. Ia pun tahu hal tersebut, makanya jika ia berselingkuh ya kubiarkan saja.

“berpakaianlah, sebentar lagi adikku datang. Tak pantas kita dilihat seperti ini.” Aku pun langsung memakai kausku dan meresletingkan celanaku lagi. Kulihat ia pun melakukan hal yang sama denganku.

“oppa, tapi aku belum mau pulang.” Ujarnya menggelayut manja di lenganku.

“arra, arraa. Tapi jangan ganggu adikku, arraseo?”

“nee, arraseo.” Ia tersenyum sambil berpura-pura hormat kepadaku. Aku pun tersenyum dan mencium lembut bibirnya.

“hyung. Ko pintunya tidak di kun..”

Aku langsung memalingkan wajahku ke arah suara tersebut dan melihat adikku sedang berdiri membeku melihatku.

“ahh, mianhae. Pintunya tidak dikunci jadi aku masuk saja. Silahkan diteruskan.” Ia pun langsung beranjak pergi ke luar lagi.

“ya, yaa. Jonghyun-ah. kunci pintunya, duduklah.” Tahanku dan langsung memperbaiki posisi dudukku. Kudengar Tiffany di sebelahku berdecak kagum melihatnya.

“Aigoo, oppaa. Adikmu tampan sekali. Yeoja mana yang beruntung mendapatkannya?”

“kau salah, yeoja mana yang tahan dengannya.” Koreksiku sambil tertawa.

“yaa. Hyung. Jangan mulai deh.”

“haha. Arraseo. Ada apa kau kesini?” kulihat Tiffany masih memperhatikan adikku dengan tatapan kagum. Aku mulai sebal dan merangkul dirinya ke pelukanku, ia tidak menolak, bahkan mungkin tidak sadar sedang kurangkul. Yaah, adikku memang tampan sih.

“ani, istriku marah denganku.” Ujarnya lesu.

“jeongmal oppa?” kulihat Tiffany berbinar-binar mendengarnya. Benar-benar pemandangan yang memuakkan.

“ada juga ya yeoja yang mengusik pikiranmu sampai seperti ini, kau pasti sangat mencintainya, dulu kau kan hanya memikirkan gitar sampai tidak ada yeoja yang tahan denganmu. Ternyata Yoon In benar-benar telah merubahmu, saeng. Chukkahae.” Ujarku menyalaminya.

“Hyung-ahh, aku sedang tidak ingin bercanda. Kalau aku tidak mencintainya tak mungkin aku menikahinya.”

“arra.arra.. ada apa memangnya?” tanyaku penasaran

“ia marah karena aku menolak berhubungan badan dengannya.” Ia langsung menutup mukanya dengan tangannya dan menghela napas panjang. “apa yang harus kulakukan?”

Kulihat Tiffani ternganga di sebelahku mendengarnya.”jadi selama dua bulan lebih ini kau belum menyentuh istrimu atau kau tidak mau tapi sudah pernah melakukannya?” tanyaku tak mengerti.

“belum pernah. Aku hanya berciuman dan berpelukan. Tidak lebih, hanya itu saja sih.”

Aku menatapnya tak percaya.

“Jong hyun-ahh, aku tidak tahu harus berkata apa. Entah kau ini hebat atau bodoh. Kuakui kau hebat karena berhasil menahan hawa nafsumu selama 2 bulan ini. Apalagi istrimu itu cantik sekali, kalau aku pasti sudah tidak tahan melihatnya, tapi di sisi lain kuakui kebodohanmu. Kau gila apa? Kau serumah dengan seorang yeoja yang cantik seperti Yoon in dan kau belum menyentuhnya? Bahkan ia itu sah-sah saja kau sentuh karena dia istrimu Jong Hyun-ahh.”

“Aku takut menyakitinya hyung, aku takut ia tidak puas denganku.” Jelasnya tertunduk.

“oppa, mau coba denganku? Kau pasti bisa tahu tingkat kepuasannya.” Goda Tiffany.

“Lupakan” jawab Jonghyun ketus.”aku tak tertarik pada yeoja selain Yoon In.”

“ya. Ya. Jong Hyun-ahh kau belum pernah mencobanya kan? Cobalah dulu. Kuyakin Yoon In pasti puas denganmu. Ia memujamu Jong Hyun.” Jelasku sambil menekankan kalimat terakhir dari ucapanku.

“Perlukah hal itu dicoba hyung?” tanyanya menghindar.

“Kau mau hubunganmu membaik tidak? Lagipula kurasa ia juga mau ko Hyunnie.” Ucapku melontarkan panggilan sayangku padanya.

“Aissh~ ternyata aku memang harus melakukannya. Baiklah hyung. Aku permisi dulu.” Katanya sambil bangkit berdiri.

“Eh, kau sudah mengerti caranya?”

“kau mau kubunuh hyung? Ya aku pasti tahulah. Aku tidak sepolos itu.” Jawabnya dengan kesal.

Aku hanya tertawa melihat reaksinya.

“Arra, arra. Tinggalah sebentar lagi, kita bisa makan malam bersama baru kau pulang.” Naluri hyungku keluar melihat dongsaengku satu-satunya itu sudah mau pergi lagi. Kuakui aku memang merindukannya. Semenjak ia menikah aku jarang bertemu dengannya lagi.

“ani, gomawo hyung. Tapi Yoon In pasti menungguku dirumah. Lagipula aku tidak mau mengganggu kalian lebih lama. Hyung cepatlah kau temukan cinta sejatimu.” Ia pun pergi meninggalkanku sambil tersenyum.

Aku terdiam sesaat melihat kepergiannya. “Dasar anak itu.”

Aku pun tersenyum sambil mengacak-acak rambutku dan berbalik menuju dapur.

Jong Hyun’s POV

Akhirnya aku tiba dirumah. Kubuka pintu perlahan. Tidak dikunci berarti Yoon In sudah pulang.

“Chagiya, aku pulang.” Ucapku memberi salam.

“oppaa..” kudengar teriakan dari arah dapur dan tak lama kulihat Yoon In sudah berdiri di depanku dengan afronnya sehari-hari sambil tersenyum. Hyung benar, Yoon In memang cantik sekali, dengan rambut terikat dan afron untuk memasak saja ia sudah cantik sekali.

“kenapa baru pulang? Kau lelah?” tanyanya cemas.

“Nee, aku lelah chagi.” Kuhampiri dirinya dan kupeluk erat. Ia membalas pelukanku. Aku senang sekali merasakan ia memelukku.

“kau sudah tidak marah?” Tanyaku sambil mencium rambutnya

“Ani. Kurasa kita bisa mulai pelan-pelan saja oppa, aku tidak akan memaksamu lagi. Saranghae. Mianhae, kemarin aku sudah marah dan memaksamu seperti itu.”

“Nado, chagiya. Nee, gwaenchana. Aku juga salah ko.” Aku bahagia sekali kami sudah berbaikan apalagi ia mau mengerti keadaanku, tapi seperti kata hyung. Aku harus mencoba.

“chagi..” panggilku mesra sambil masih memeluknya.

“hmm?”

“saranghae.” Ucapku. Belum sempat ia menjawab aku sudah melumat bibirnya. Perlahan ku kecup bibirnya. Ciumanku semakin bertambah ganas, kuhisap sedikit bibir bawahnya dan kusapukan lidahku ke sepanjang bibir bawah dan atasnya secara bergantian. Ia membalas ciumanku ragu. Mungkin ia kaget dengan sikapku yang berubah tiba-tiba seperti itu. Ciumanku bergerak turun ke lehernya kukecup dan kuhisap lehernya, lidahku sedikit menyapu lehernya saat kuhisap lehernya.

“ahh, oppaa.. ahh..” desahnya. Ia memisahkan dirinya dari diriku sambil masih memegang lehernya.

“oppa? Kau kenapa?” tanyanya kemudian memegang keningku. “kau tidak panas. Oppa makan saja dulu yuk. Aku sudah masak untukmu. Sepertinya kau lelah.” Ia menggandeng tanganku menuju meja makan.

Kami maka bersama sambil sesekali ia menyuapkan makanannya padaku. Selesai makan ia mncuci piring-piring kotor dan aku memutuskan untuk menonton tv.

“wahh, acara apa ini oppa?” kulihat ia sudah duduk disampingku dengan hanya menggunakan hotpants dan tanktop putih, menunjukkan lekuk badan dan dadanya dengan sempurna. Aku hanya bisa menahan napas saat melihatnya.

“waeyo?” tanyanya sadar tengah diperhatikan olehku.

“ani. Ah, itu lihat acara tv nya lucu sekali.” Aku berusaha mengalihkan pembicaraanku dengannya. Namun ia tiba-tiba bersandar di dadaku sambil memelukku dari samping dan melanjutkan tontonannya. Sesekali ia tertawa membuat dadanya ikut berguncang dan aku otomatis ikut merasakannya karena ia sedang memelukku saat itu. Aku berusaha mengalihkan perhatianku dengan melingkarkan tanganku di pinggangnya, ia malah semakin mempererat pelukannya di pinggangku juga. Aku berusaha mengalihkan pandanganku dengan melihat-lihat sekitar  hingga mataku berhenti pada bercak merah yang masih ada di leher Yoon In karena ulahku tadi sore. Kuraba daerah itu dengan tangan kananku dan Yoon In langsung melihat ke arahku.

“Wae oppa?” tangannya menimpa tanganku yang sedang mengelusnya dan menggenggam lembut tanganku, membawanya menjauh dari lehernya.

“ani. Apakah itu sakit?” tanyaku ketakutan.

“Ani. Rasanya malah nikmat sekali oppa.” Ia berkata sambil menyeringai jahil dan  mencium lembut bibirku singkat.

Aku hanya bisa membeku saat dicium olehnya. Ia kembali memelukku sesudah melakukan ciuman itu. Aku merasa sudah benar-benar gila karenanya. Kumatikan tv tiba-tiba. Kudengar kata protes darinya namun aku segera membungkam mulutnya dengan mulutku dan perlahan menggendongnya masuk ke kamar. Ciumanku tidak dimulai dari lembut seperti biasa namun langsung bernafsu. Kubaringkan tubuhnya di ranjang kami dan kutindih tubuhnya dari atas, ia sebaliknya memeluk leherku seakan berkata agar aku melakukan lebih padanya. Kukeluarkan seluruh nafsu yang kutahan selama 2 bulan ini. Aku akan melakukannya hari ini…

-TBC-

maaf yang sesudahnya bakal bener2 NC ditunggu komennya

7 Comments

Black Flower chapter 1

Title : Black Flower chapter 1

Author : sayu minamoto

Genre : Romance, NC

Rating : NC-17 (next chapter mungkin lebih)

Lenght : Chaptered/Series

Cast : Kim Yoon In, Lee Jong Hyun (CN Blue), Cho Kyu Hyun, Lee Jong Hun (FT Island), Tiffany (SNSD), Go Hara (Kara)

Disclaimer : I don’t own Jong Hyun, Kyu Hyun, Jong Hun, Tiffany and Hara here. they belong to themself. But the fanfic and Kim Yoon In is originally mine.

Summary: Kim Yoon In adalah istri dari Lee Jong Hyun, ia adalah seorang mahasiswi kedokteran dari keluarga kaya dan paras yang terbilang menarik ia menikah dengan Lee jong hyun, seorang mahasiswa jurusan seni music dan gitaris band yang handal. Didukung dengan wajah tampan dan keadaan keluarga yang berkecukupan membuat kehidupan rumah tangga mereka di usia yang baru menginjak 22 tahun menjadi tidak kekurangan. Masalah datang ketika seorang mahasiswa  kedokteran bernama kyu hyun datang dan tanpa sengaja merusak kehidupan rumah tangga mereka karena masalah pribadinya juga.

~Yoon In’s POV~

Kubuka perlahan mataku di pagi itu. Ku tatap wajah namja yang tertidur pulas di hadapanku. Namja itu adalah Lee Jong Hyun. Namja yang sangat sempurna dan berhasil membuatku amat mencintainya dengan segala pesonanya. Sudah 2 bulan lebih kami menikah, tapi jangan salah mengira, ia sekalipun tak pernah menyentuh diriku lebih dari sekedar hanya ciuman dan pelukan. Skinship yang sederhana.

Aku pun bangkit dari tidurku perlahan agar tidak membangunkan dirinya. Kulangkahkan kakiku ke kamar mandi untuk bersiap ke kampus dan memasakkan sarapan untuk suamiku tercinta itu. Setelah mandi dan berpakaian aku langsung menuju dapur untuk memasak nasi goring kesukaannya. Tiba-tiba kudengar suara kursi ditarik. Aku pun langsung menoleh dan melihat suamiku sedang meminum air di meja makan.

“Oppa, kau sudah bangun?” tanyaku sambil tersenyum.

“yaa, pabo. Ya jelaslah aku sudah bangun, kalau tidak aku masih tidur di tempat tidur.”

“aissh~ tidak bisakah kau manis sedikit dengan istrimu.” Aku pun protes sambil memanyunkan bibirku.

“ani. Memangnya kenapa kalau kau istriku? Sudahlah, aku lapar. Cepat masak.” Perintahnya tegas.

“aissh~ jinjaa.. nee, arasso oppa.” Aku kembali memasak sambil menggerutu. “aku ini istri atau pembantunya sih?”

“Mworago?” tanyanya tiba-tiba.

“ahh, aniyo oppa. Ini sudah matang. Ayo kita makan.” Aku pun menaruh makanan tersebut di depannya.

“kau kuliah jam berapa?” tanyanya di sela-sela sarapan kami.

“jam setengah sebelas pagi oppa, wae?”

“ani. Hanya saja aku jam setengah sepuluh.” jawabnya sambil membersihkan mulutnya dengan serbet.

“ehh, oppa itu sejam lagi. Ppali, ppali. Kau harus segera mandi. Kusiapkan air panas dulu ya.” Aku segera beranjak dari situ namun tiba-tiba ia menahan tanganku.

“sudahlah aku berangkat jam 10 saja. Tak mungkin kubiarkan kau pergi sendirian.”

“aniyo, oppa. Kau tidak boleh terlambat gara-gara aku. Aku akan naik bus saja nanti.” Jelasku berusaha membuatnya berangkat tepat waktu.

“aku tidak mau. Sudah aku mau pergi bareng kau, kenapa memang? Salah jika aku pergi bersama istriku?” ia menatapku tajam.

“oppaa..” tatapku terharu. Aku langsung memeluknya dan mencium pipinya singkat. “Gomawo.”

Ia terkejut melihatku seperti itu. Ia membalas pelukanku singkat.

“nee, nee. Kau ini seperti anak kecil sekali. Sudah aku mau mandi.” Ia pun bangkit dari tempat duduknya dan menuju kamar mandi.

@Seoul University

“yaa, jagiya. Telpon aku jika kelasmu sudah selesai, arasso?”

“nee, oppa. Hati-hati.” Ia pun langsung pergi dengan motornya tanpa mengucapkan apa-apa lagi padaku. Kami memang berbeda jurusan. Aku berhasil masuk ke fakultas kedokteran sedang jong hyun oppa diterima di fakultas seni music. Memang pantas karena kemampuannya bermain gitar dan menciptakan lagu sangat hebat.

“yaa, kim yoon in. ahh, ani. Lee yoon in. kau ini memang benar-benar membuat orang cemburu padamu. Suamimu itu tampan sekali.” Sahabatku, Go Hara tiba-tiba muncul dan mengagetkanku.

“ahaha, wae hara-ssi? Bukankah pacarmu Choi minho itu juga idaman kampus kita?” tanyaku menggodanya. Kulihat perlahan mukanya memerah dan ia langsung menggandeng tanganku.

“anii. Kajja. Ayo kita masuk.” Ia menyeretku ke dalam kelas yang ternyata bahkan sonsaengnim pun belum datang. Kami duduk di pojok belakang, tempat favorit kami karena bisa mengobrol di tengah-tengah pelajaran apabila bosan. Tiba-tiba sonsaengnim datang dan langsung memulai pelajarannya.

“yoon in-ah,kau tau mahasiswa kedokteran semester akhir yang dibilang dewa itu?” tanyanya di sela-sela pelajaran.

“dewa? Anii. Nugu?” tanyaku balik sambil mencatat.

“nee, ada mahasiswa baru pindahan dari Italia. Ia tinggal merampungkan semester akhirnya disana tapi malah memilih kembali ke Korea. Ia dibilang dewa karena ia pintar, tampan, kaya dan dijagokan menjadi mahasiswa lulusan terbaik tahun ini. Kalau tidak salah namanya..”

“Annyeonghaseo, sonsaengnim. Bisa diganggu sebentar?” tiba-tiba suara seorang namja memecah keheningan kelasku. Murid-murid yang tadinya serius langsung melihat ke arahnya sambil berbisik-bisik. Tanganku pun sudah dicengkram erat oleh Hara. Ia menatap kagum namja tersebut.

“yaa, yaa.. yoon in-ahh. Itu namja yang kumaksud. Ohh, tuhan. Aku beruntung sekali bisa melihatnya.”

“siapa dia Hara-ssi?” tanyaku sambil tetap memandang namja yang sekarang sudah pergi bersama sonsaengnimku.

“Cho Kyu Hyun, yoon in-ahh. Namanya Cho Kyu Hyun.”

“Kyuhyun-ssi?” ulangku sambil menerawang.

-Yoon In’s POV-

“oppa, ada namja baru di fakultasku. Semua mahasiswi membicarakannya. Katanya ia tampan sekali.”

Aku duduk di sebelah oppa sambil memperhatikannya bermain gitar kesayangannya yang ia sebut istri pertamanya itu.

“jeongmal? Nugu?” tanyanya tidak tertarik

“hmm. Cho kyuhyun? Kalau tidak salah sih. Aku tadi melihatnya, ia masuk ke kelasku sebentar dan Hara yang duduk di sebelahku langsung menjerit histeris. Ia memang tampan sih…”ujarku sengaja menggantung kalimatku untuk melihat reaksinya.

Kusangka ia akan cemburu mendengarnya namun nyatanya melirik ke arahku pun tidak. Dasar pangeran  es! Umpatku dalam hati.

“tapi oppa lebih tampan.” Tambahku cepat.

Ia hanya tersenyum mendengar perkataanku. “Gomawo.”

Ia mengacak rambutku dan beranjak pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya ke kamar mandi dan perlahan kupeluk tubuhnya dari belakang.

“oppaa..” panggilku manja sambil menyandarkan kepalaku di bahunya.

“wae?” ia masih terus menggosok giginya tanpa peduli dengan apa yang kulakukan.

“Aku kedinginan..” ucapku sambil mempererat pelukanku.

“pakai saja selimut sana, jangan disini. Tambah dingin.”

“bukan itu maksudku oppa..” aku malu untuk mengatakannya tapi aku juga tidak bisa terus diam saja selama 2 bulan ini. Kalau ia tidak mau mengambil tindakan duluan biar aku yang bertindak.

Tampaknya ia mengerti maksudku, karena ia tiba-tiba diam membatu. Aku malu untuk melihatnya sehingga kusembunyikan wajahku dibalik tubuhnya. Ia segera menyelesaikan aktivitasnya dan tiba-tiba ia membalik tubuhnya.

“inikah yang kau mau?” tangan kirinya menarik tubuhku ke pelukannya dan tangan kanannya mengelus pelan pipiku. Perlahan ia mendekatkan bibirnya ke bibirku dan mengecupnya lembut. Ia terus melumat bibirku pelan dan aku membalas setiap kecupan yang ia berikan. Perlahan kurasakan lidahnya menjilat bibir bawahku dan ia langsung memisahkan bibirnya dari bibirku.

“sudahlah chagi.. aku lelah. Sedang tak mood.”

Ia melepas pelukannya dan naik ke atas tempat tidur.

“yaa. Oppa..” aku langsung mengejarnya ke tempat tidur dan mengguncang-guncang tubuhnya yang sudah terbalut selimut. “oppaa. Ireonaa.. 2 bulan kita tidak melakukan apa-apa oppaa..”

Aku terus mengguncang-guncang badannya sambil berusaha menyadarkannya.

“tadi kan sudah kucium. Kau mau apa lagi memang?” tanyanya.

“apa kek. Yang lain oppaa, yang belum pernah kita lakukan… masa semua orang yang sudah menikah sudah melakukannya cuma kita saja yang belum?” rengekku.

“apa salah? aku menikahimu bukan untuk memuaskan nafsuku.” Jelasnya lalu kembali tertidur.

Aku hanya bisa terdiam dan menunduk mendengar perkataannya.

“Arrasseumnida oppa. Jaljayo.” Ujarku dan langsung berbaring membelakanginya.

Jong hyun’s POV

Kubuka mataku perlahan. Aku meraba-raba mencari Yoon In tapi tak kutemukan. Akhirnya kuputuskan untuk bangun dan mencarinya di bawah. Tidur dalam keadaan bertengkar memang tidak nyaman. Aku jadi bermimpi buruk. Seharusnya kupenuhi saja permintaannya, toh aku memang menahan untuk melakukannya bukan tak ingin.

Setibanya di meja makan kutemukan makanan sudah tersaji rapid an lengkap namun tak kutemukan sosok Yoon In

“Chagiyaa..” panggilku

“ahh, oppaa.” Tiba-tiba ia muncul dari ruang rias sudah berpakaian rapid an bersiap untuk pergi.

“oppa, aku duluan ke kampus ya. Ada beberapa hal yang harus kukerjakan.”

“chankaman. Aku mandi sebentar lalu ku antar kau ke kampus. Ok?” aku langsung bergegas ke kamar mandi tapi ia menahan tangannku.

“aniyo oppa, kau makan saja. Patuhilah kuliah sesuai waktu. Aku bisa ko pergi sendiri, aku bukan anak kecil lagi oppa.” Ia tersenyum saat mengatakannya.

“annyeong oppa.”

Aku hanya bisa diam saat melihatnya pergi dan aku mendapat firasat bahwa ini akan menjadi awal kejadian buruk yang menimpa hubunganku dengannya.

-TBC-

maaf nihh chapter sesudahnya aga NC haha mian mian >.<

1 Comment

LUCIFER Cover by SHINool

woooyy!! SHINool numpang eksis disini~~

saya sebagai Manager dari SHINool numpang majang video yaaa :p

oh iya…

SHINool itu cover dari SHINee yang beranggota bibik Insan, Rizkur, Abang, Mpin dan Saya bersama Bibik farah menjadi Managernyaaa :DD

nih dia posisinya:

Insan = Onyuh

Rizkur = Tai=Min

Abang = Amin-ho

Mpin = Najong-hyun

 

nah.. posisi Keyntut belom ada nih. ada yang berminat??? hehe~~

 

 

1 Comment

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 7 of 13/PG-15/Straight)

Chapter 7

 

~Soo Jin’s POV~
Dari pagi-pagi sekali tim ‘Wed Life’ sudah bersiap-siap di rumahku. Mereka hendak mengambil scene, dari kami berdua baru bangun pagi. Kami berdua bersiap-siap untuk adegan bangun tidur. Aku dan Changmin segera menuju kamar.

“Changmin-ssi, Soo Jin-ssi! Kalian sudah siap?”Tanya sutradara.

“Ne, kami siap!”kataku bersamaan dengan Changmin.

“Ok, ready, rolling, action!”

“Huuuuahhh.”aku menguap, lalu bangun dari tidur.

Aku melihat Changmin yang masih tertidur. Aku memandang wajah Changmin sambil tersenyum.

*Ternyata dia lucu juga. Ah, aku nggak boleh berpikiran seperti itu!*

Read the rest of this entry »

,

2 Comments

SORRY, SORRY COVER BY ADMIN GUFAN

Hey~~ akhirnya saya post juga di wordpress ini. hahahhaa XD

oiyaa. ini video cover Sorry, Sorry yang dibuat oleh Bibik Yunita (saya) ,Bibik Farah, dan Bibik Insan, tapi ada juga nenerapa dedemit yang ikutan nampang di video ini XD. Video ini udah lama dibuatnya ,cuma baru sempet di upload. hehehhe..

Maaf ya kalo video ini cacat bangeeeet -____-v hahahaha XD

4 Comments

[FANFIC] He is…my HUSBAND??? (Chap 6 of 13/PG-15/Straight)

I’m back with the new chapter..ya meskipun sedikit sedih, tidak ada yang comment di chap kemaren TT.TT but it’s okay^^I hope u like this chapter

Chapter 6

“Ayo taruh itu di sana!”kata sutradara ‘Wed Life’.

Ya, hari ini syuting reality show pertamaku akan dimulai. Aku sedikit merasa gugup. Aku takut tidak akan mendapat chemistry yang pas dengan Changmin. Jika aku sedang gugup, berbeda dengan Changmin. Aku melihat Changmin sangat senang. Dia terlihat sangat bersemangat. Kenapa orang ini senang sekali? Seperti nggak pernah membintangi acara relity show aja deh.

“Okay, scene pertama nanti itu, ceritanya kalian berdua ingin makan lalu kalian masak berdua!”kata staff ‘Wed Life’.

“Arasseo.”kata Changmin.

“Kalian bertindak alami saja, bagaimana mesranya kalian berdua seperti biasa.”kata staff itu lagi.

“Okay.”kata Changmin.

~Soo Jin’s POV~

“Oppa, kita harus terlihat mesra?”tanyaku pada Changmin.

“Aku rasa begitu, tapi kalau kamu tidak bisa jangan dipaksakan. Apa kamu keberatan?”Tanya Changmin.

“Oh..tidak.”jawabmu cepat.

“Okay, action..” kata sutradara.

“Jagiya, aku lapar.”kata Changmin bersikap agak manja.

“Ooh, umm..kita masak yuk!”kataku ragu-ragu.

“Cut..cut..”kata sutradara. ”Soo Jin-ssi mana ekspresinya? Harusnya kamu bersikap mesra pada Changmin.” Kata sutradara dengan muka kesal.

“Maaf..aku akan lebih baik lagi.”jawabku pelan.

“Ayo kita mulai lagi! Rolling..action” kata sutradara.

“Jagiya aku lapar.”kata Changmin.

“Ooh, umm, okay, kita masak saja yuk!”jawabku terbata-bata.

“Cut..cut, Soo Jin-ssi kenapa begitu lagi? Kamu bisa serius tidak? Masih banyak adegan yang harus kita ambil hari ini!”kata sutradara sedikit membentak.

Aku yang tidak tahu harus berbuat apa-apa hanya bisa terdiam, mataku mulai berkaca-kaca, lalu aku pergi ke belakang dengan sedikit berlari.

“Sutradara, kau tidak harus memarahinya begitu, ini kan reality show pertamanya!”kata Changmin kesal kepada sutradara, lalu ia pergi mengejarku.

Di belakang aku terduduk dan menangis, aku berpikir ini semua akan sia-sia, aku tidak bisa berakting di depan kamera. Aku takut rahasiakuakan segera diketahui orang.

“Soo Jin-ah!”panggil Changmin lembut sambil mengusap rambutku.

“Changmin-ssi, maafkan aku, aku memang tidak bisa berakting mesra denganmu. Maafkan aku!”kataku sambil berurai air mata.

“Kwaenchanayo Soo Jin-ah! Aku yakin kamu pasti bisa kok!”kata Changmin menyemangatimu. “Apa kita perlu membatalkan acara ini?” Tanya Changmin lagi.

“Jangan! Aku akan mencoba lebih baik lagi.”kataku cepat.

“Apa kamu serius?”Tanya Changmin khawatir.

“Ne, oppa. Aku akan mencoba lagi.”kataku sambil menghapus air mataku.

“Okay, kamu sudah siap kembali ke dalam?”Tanya Changmin.

Aku menganggukkan kepala, lalu kami berdua berjalan menuju tempat syuting.

“Maafkan aku sutradara, berikan aku kesempatan lagi.”kataku pada sutradara.

“Tidak apa-apa, maafkan aku juga, tadi aku terlalu keras padamu. Ayo kita mulai lagi! Rolling..action”kata sutradara.

“Jagiya, aku lapar!”kata Changmin manja.

“Kau lapar? Ya udah, kita masak berdua yuk.”kataku sambil memeluk leher Changmin dari belakang dengan mesranya.

“Okay.”kata Changmin sambil memegang tanganku.

Di dapur kalian berdua masak dengan begitu mesranya.

“Yah oppa, jangan memotong seperti itu nanti tanganmu…”belum selesai aku bicara jari Changmin tergores pisau.

“Auw.”teriak Changmin.

“Oppa..”aku menghampirinya dengan cemas dan langsung memasukkan jarinya yang luka itu ke mulutku.

Changmin hanya memandangiku saja. Ia tersenyum kecil melihatku bertingkah seperti itu. Ia terlihat bahagia sekali. Tapi aku tidak memperhatikannya dan segera mengobati luka di jarinya.

“Nah, sudah selesai.”kataku selesai memakaikan perban di jarinya. “Makanya oppa lain kali hati-hati. Kamu tidak mau kan jarimu teriris lagi. Nanti bisa-bisa kamu infeksi, kan bahaya. Pokoknya oppa harus hati-hati.”cerocosku tanpa jeda.

Changmin hanya menatapku yang terus mengoceh, ia tertawa kecil melihatku seperti itu.

“Oppa!!”teriakku manja.

“Ne,sayangku, aku akan lebih berhati-hati.”katanya sambil mengusap rambutku dengan halus. Ia masih tertawa-tawa.

Akhirnya syutingnya pun selesai. Aku merasa lelah sekali. Sekarang tinggal aku dan Changmin berduaan lagi.

“Soo Jin-ah!”panggil Changmin.

“Umm, apa?”jawabku.

“ Aku hanya ingin berterima kasih padamu atas hari ini.”kata Changmin.

“Apa sih oppa? Itu semua kan berkat oppa juga.”jawabku.

“Apa? Oppa?”Tanya Changmin tidak percaya.

“Eh, maksudku Changmin-ssi.”jawabku cepat.

“Oh.”kata Changmin tidak bersemangat.

“Wae Changmin-ssi?”tanyaku penasaran setelah melihat perubahan wajah Changmin.

“Tidak ada apa-apa.”kata Changmin.”Kau tidak tidur?Apa kamu tidak lelah?”Tanya Changmin lagi.

“Sebentar lagi aku akan tidur, aku mau mandi dulu.”kataku lalu pergi ke kamar.

Changmin hanya memandangiku saja, ia hanya terdiam. Setelah aku tidak terlihat lagi, baru ia pergi ke kamarnya.

Changmin’s POV

*Aku cukup senang hari ini, akhirnya Soo Jin-ah bisa bersikap mesra padaku. Seperti waktu dulu*

Tanpa sadar air mata mengalir di mataku..

“Soo Jin-ah, cepatlah kembali!”

“Bogoshippeosseo! Jeongmal bogoshippeosseo!!” air mata semakin deras mengalir di pipiku.

TBC

,

4 Comments